Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan di Bali selama triwulan pertama tahun 2016 tumbuh melambat yakni 0,38 persen.

Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Kamis, menjelaskan bahwa selain perlambagatan ekonomi, alternatif penyimpanan dana selain bank yang banyak juga menyebabkan penghimpunan dana dari masyarakat tumbuh melambat.

"Ada juga alternatif penyimpanan dana seperti LPD dan koperasi," katanya.

OJK mencatat dana pihak ketiga atau DPK perbankan meliputi bank umum, bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat pada Desember 2015 mencapai Rp82,51 triliun, namun pada Maret 2016 atau triwulan pertama hanya mencapai Rp82,82 triuliun atau tumbuh tipis 0,38 persen.

Sedangkan apabila dibandingkan pada periode triwulan pertama tahun 2016 dengan tahun 2015, terjadi kenaikan enam persen atau mencapai Rp4,7 triliun dari Rp78 triliun menjadi Rp82,8 triliun.

Zulmi memperkirakan melambatnya pertumbuhan DPK tersebut karena masyarakat masih memiliki ikatan emosional yang erat dengan LPD di Bali.

Hal tersebut menyebabkan aset LPD di Bali, lanjut dia, juga tercatat cukup besar yakni mencapai Rp14 triliun sedangkan DPK yang dihimpun mencapai Rp12,5 triliun.

"Karena memang bunga (LPD) relatif kecil dibandingkan bank umum yang misalnya ada potongan pajak sekian persen. Kalau di LPD ada hubungan emosional antara masyarakat dengan LPD," imbuh Zulmi.

Pada sisi lain OJK mencatat kinerja positif perbankan di Bali selama triwulan I 2016 dengan total aset mencapai Rp103,2 triliun atau melonjak sebesar 8,49 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2015.

Secara "year on year" (pertumbuhan tahunan) dari Maret sekarang dan Maret tahun sebelumnya (aset perbankan) tumbuh 8,49 persen.Pada periode triwulan I tahun 2015, aset perbankan di Bali yang meliputi bank umum, bank umum syariah dan bank perkreditan rakyat mencapai Rp95,1 triliun.

Meski dari sisi aset perbankan tahunan meningkat namun pertumbuhan aset dari Desember 2015 hingga Maret 2016, aset perbankan mengalami penurunan sebesar 1,05 persen atau sebesar Rp1 miliar.

Penurunan itu sebagian besar dikontribusikan oleh aset bank umum yang turun sebesar 1,48 persen dari aset pada Desember 2015 yang mencapai Rp91,2 triliun menjadi Rp89,8 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016