Negara (Antara Bali) - Angkutan liar dengan berkedok travel beroperasi di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, sehingga merugikan sopir angkutan resmi yang menunggu penumpang di dalam Terminal Gilimanuk.
"Kami sempat melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, membahas travel liar yang diduga tidak memiliki izin tersebut. Informasinya, mereka hanya mencari penumpang dari wisatawan asing, bukan penumpang umum," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informasi Jembrana I Gusti Bagus Putra Riyadi, di Negara, Senin.
Namun karena masih banyak keluhan dari sopir yang mangkal di Terminal Gilimanuk, ia mengatakan, akan dibuatkan kesepakatan antar mereka dengan difasilitas Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Kepala Seksi Angkutan, Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informasi I Wayan Sujana mengatakan, dari pertemuan yang sudah dilakukan, ditemukan travel yang belum memiliki izin.
"Juga ada indikasi kuat keterlibatan calo, yang menaikkan penumpang umum ke angkutan berkedok travel tersebut. Sempat ada usulan, agar tempat mangkal travel itu dipindahkan ke depan terminal, namun aturan tidak memperbolehkan," katanya.
Pihaknya berjanji, setelah ada kesepakatan antar sopir, akan dilakukan tindakan tegas terhadap travel liar yang masih beroperasi.
Namun di sisi lain, ia minta pengusaha angkutan umum jurusan Denpasar - Gilimanuk seperti bus dan minibus untuk meningkatkan pelayanan, misalnya dengan melakukan peremajaan kendaraan.
"Penumpang tergiur naik travel, karena lebih nyaman dengan ongkos yang hampir sama dibandingkan naik bus atau minibus," ujarnya.
Sedangkan Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jembrana Ajun Komisaris Gede Sumadra mengatakan, pihaknya masih melakukan upaya preventif, namun akan mengambil tindakan tegas jika travel tanpa izin tetap beroperasi.
Sopir bus dan minibus yang biasa mangkal di Terminal Gilimanuk untuk mencari penumpang mengeluhkan, beroperasi travel liar yang membuat mereka sepi penumpang.
"Mereka mencegat penumpang di dalam pelabuhan, sementara kami menunggu di terminal yang ada jarak dengan pelabuhan. Jelas kami kalah, apalagi mereka menjanjikan tarif yang lebih murah, dan penumpang diantar sampai tempat tujuan," kata salah seorang sopir bus.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami sempat melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, membahas travel liar yang diduga tidak memiliki izin tersebut. Informasinya, mereka hanya mencari penumpang dari wisatawan asing, bukan penumpang umum," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informasi Jembrana I Gusti Bagus Putra Riyadi, di Negara, Senin.
Namun karena masih banyak keluhan dari sopir yang mangkal di Terminal Gilimanuk, ia mengatakan, akan dibuatkan kesepakatan antar mereka dengan difasilitas Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Kepala Seksi Angkutan, Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informasi I Wayan Sujana mengatakan, dari pertemuan yang sudah dilakukan, ditemukan travel yang belum memiliki izin.
"Juga ada indikasi kuat keterlibatan calo, yang menaikkan penumpang umum ke angkutan berkedok travel tersebut. Sempat ada usulan, agar tempat mangkal travel itu dipindahkan ke depan terminal, namun aturan tidak memperbolehkan," katanya.
Pihaknya berjanji, setelah ada kesepakatan antar sopir, akan dilakukan tindakan tegas terhadap travel liar yang masih beroperasi.
Namun di sisi lain, ia minta pengusaha angkutan umum jurusan Denpasar - Gilimanuk seperti bus dan minibus untuk meningkatkan pelayanan, misalnya dengan melakukan peremajaan kendaraan.
"Penumpang tergiur naik travel, karena lebih nyaman dengan ongkos yang hampir sama dibandingkan naik bus atau minibus," ujarnya.
Sedangkan Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jembrana Ajun Komisaris Gede Sumadra mengatakan, pihaknya masih melakukan upaya preventif, namun akan mengambil tindakan tegas jika travel tanpa izin tetap beroperasi.
Sopir bus dan minibus yang biasa mangkal di Terminal Gilimanuk untuk mencari penumpang mengeluhkan, beroperasi travel liar yang membuat mereka sepi penumpang.
"Mereka mencegat penumpang di dalam pelabuhan, sementara kami menunggu di terminal yang ada jarak dengan pelabuhan. Jelas kami kalah, apalagi mereka menjanjikan tarif yang lebih murah, dan penumpang diantar sampai tempat tujuan," kata salah seorang sopir bus.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016