Denpasar (Antara Bali) - Jaringan Jurnalis Bali (JJB) memberikan sumbangan dana solidaritas kepada seorang janda korban bom Bali I (2002) Nyoman Rencini untuk dapat menambah modal berjualan di kawasan Pantai Padanggalak, Sanur.
Perwakilan JJB Dewa Putu Sumerta di Denpasar, Selasa mengatakan menyerahkan dana tali kasih sejumlah Rp1,7 juta di lapak kecilnya di Pantai Padanggalak sudah dilakukan pada Senin (18/4).
Ia mengatakan dana tersebut merupakan sumbangan para jurnalis yang ada dalam Komunitas JJB. Dana sumbangan ini, selanjutnya akan digunakan Rencini untuk menambah barang dagangan yang pada saat penyerahan bantuan sudah sangat sedikit.
Rencini menangis terharu dan menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan JJB. Semoga bermanfaat untuk menyambung hidupnya yang hingga kini melarat dan tercampakan.
"Bantuan kecil yang kami sampaikan ini untuk mengetuk hati pemerintah atau warga lainnya yang hidup berkecukupan, untuk membantu sesama yang hidup susah. Ibu Rencini hanya salah satu, kebetulan dijumpai salah satu anggota JJB hidup dalam kondisi susah. Semoga bantuan lain akan datang, tidak hanya untuk Rencini, tapi warga lain di Bali yang memang membutuhkan bantuan," katanya.
Dewa Sumerta mengatakan bom Bali pertama sudah lewat belasan tahun lalu. Namun Nyoman Rencini mengaku hingga kini hidupnya melarat, jauh dari kata cukup.
Suami Rencini, Ketut Sumerawat, meninggal saat bom berdaya ledak tinggi yang dilakukan teroris Amrozy cs meluluhlantakkan Sari Club Legian Kuta 14 tahun lalu.
"14 tahun berlalu, hidup saya bukan tambah baik, tapi tambah susah, morat-marit banyak hutang, setelah suami tulang punggung keluarga meninggal dunia kena bom Bali. Syukur saya masih bisa bertahan menghidupi tiga anak-anak saya, meski hidup tetap melarat," ujar Rencini saat ditemui di Pantai Padanggalak.
Rencini dan anak-anaknya kini tinggal di rumah kos, di sekitar Setra Madura Sanur. Rumah kos ini sebentar lagi akan habis masa kontraknya. Berbagai pekerjaan serabutan pernah dijalani untuk menyambung hidup.
Kini Rencini membuka lapak kecil di Pantai Padanggalak sekadar untuk bisa makan sehari-hari bersama tiga anaknya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Perwakilan JJB Dewa Putu Sumerta di Denpasar, Selasa mengatakan menyerahkan dana tali kasih sejumlah Rp1,7 juta di lapak kecilnya di Pantai Padanggalak sudah dilakukan pada Senin (18/4).
Ia mengatakan dana tersebut merupakan sumbangan para jurnalis yang ada dalam Komunitas JJB. Dana sumbangan ini, selanjutnya akan digunakan Rencini untuk menambah barang dagangan yang pada saat penyerahan bantuan sudah sangat sedikit.
Rencini menangis terharu dan menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas bantuan JJB. Semoga bermanfaat untuk menyambung hidupnya yang hingga kini melarat dan tercampakan.
"Bantuan kecil yang kami sampaikan ini untuk mengetuk hati pemerintah atau warga lainnya yang hidup berkecukupan, untuk membantu sesama yang hidup susah. Ibu Rencini hanya salah satu, kebetulan dijumpai salah satu anggota JJB hidup dalam kondisi susah. Semoga bantuan lain akan datang, tidak hanya untuk Rencini, tapi warga lain di Bali yang memang membutuhkan bantuan," katanya.
Dewa Sumerta mengatakan bom Bali pertama sudah lewat belasan tahun lalu. Namun Nyoman Rencini mengaku hingga kini hidupnya melarat, jauh dari kata cukup.
Suami Rencini, Ketut Sumerawat, meninggal saat bom berdaya ledak tinggi yang dilakukan teroris Amrozy cs meluluhlantakkan Sari Club Legian Kuta 14 tahun lalu.
"14 tahun berlalu, hidup saya bukan tambah baik, tapi tambah susah, morat-marit banyak hutang, setelah suami tulang punggung keluarga meninggal dunia kena bom Bali. Syukur saya masih bisa bertahan menghidupi tiga anak-anak saya, meski hidup tetap melarat," ujar Rencini saat ditemui di Pantai Padanggalak.
Rencini dan anak-anaknya kini tinggal di rumah kos, di sekitar Setra Madura Sanur. Rumah kos ini sebentar lagi akan habis masa kontraknya. Berbagai pekerjaan serabutan pernah dijalani untuk menyambung hidup.
Kini Rencini membuka lapak kecil di Pantai Padanggalak sekadar untuk bisa makan sehari-hari bersama tiga anaknya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016