Padang (Antara Bali) - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi akan membahas upaya penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan di Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2016 yang digelar di Padang pada 13-14 April 2016.
"Mudah-mudahan dengan adanya pembahasan, nantinya lahir kebijakan masing-masing negara untuk meredam sengketa disana," kata dia usai membuka kegiatan Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2016 di Padang, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan Simposium ini merupakan forum kepala staf angkatan laut 27 negara dalam rangka mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keamanan maritim.
Untuk itu, kata dia, pembahasan mengenai sengketa Laut Cina Selatan sangat tepat.
Selain membahas sengketa Laut Cina Selatan pihaknya juga akan membahas batas-batas negara Indonesia dengan negara tetangga serta penanganan sekiranya terjadi konflik.
"Tidak hanya itu nanti kami juga akan membahas kasus-kasus perompakan terhadap kapal yang tengah berlayar," kata dia.
Kegiatan ini dihadiri 25 negara, 20 negara diantaranya anggota WPNS, dua negara calon anggota dan tiga negara observer.
Negara yang menghadiri di antaranya, China, Singapura, Amerika, Australia, Perancis, India, Vietnam, Bangladesh, Thailand, Jepang, Perancis, Srilanka, Papua Nugini, Malaysia, Brunei Darussalam, Peru, Selandia Baru, dan Kanada.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatan kerja sama dan kemampuan dalam pelaksanaan operasi Angkatan Laut masing-masing anggota WPNS.
Selain itu, meningkatkan kepercayaan antar Angkatan Laut melalui kerja sama dan diskusi tentang isu maritim, pertukaran informasi, pelatihan dan pertukaran personel.
Kegiatan WPNS ke-15 merupakan salah satu rangkaian kegiatan latihan multilateral Komodo 2016, Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Selasa (12/4) langsung membuka rangkaian acara itu dan juga berkesempatan menginspeksi parade kapal di Teluk Bayur, Padang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Mudah-mudahan dengan adanya pembahasan, nantinya lahir kebijakan masing-masing negara untuk meredam sengketa disana," kata dia usai membuka kegiatan Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2016 di Padang, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan Simposium ini merupakan forum kepala staf angkatan laut 27 negara dalam rangka mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keamanan maritim.
Untuk itu, kata dia, pembahasan mengenai sengketa Laut Cina Selatan sangat tepat.
Selain membahas sengketa Laut Cina Selatan pihaknya juga akan membahas batas-batas negara Indonesia dengan negara tetangga serta penanganan sekiranya terjadi konflik.
"Tidak hanya itu nanti kami juga akan membahas kasus-kasus perompakan terhadap kapal yang tengah berlayar," kata dia.
Kegiatan ini dihadiri 25 negara, 20 negara diantaranya anggota WPNS, dua negara calon anggota dan tiga negara observer.
Negara yang menghadiri di antaranya, China, Singapura, Amerika, Australia, Perancis, India, Vietnam, Bangladesh, Thailand, Jepang, Perancis, Srilanka, Papua Nugini, Malaysia, Brunei Darussalam, Peru, Selandia Baru, dan Kanada.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatan kerja sama dan kemampuan dalam pelaksanaan operasi Angkatan Laut masing-masing anggota WPNS.
Selain itu, meningkatkan kepercayaan antar Angkatan Laut melalui kerja sama dan diskusi tentang isu maritim, pertukaran informasi, pelatihan dan pertukaran personel.
Kegiatan WPNS ke-15 merupakan salah satu rangkaian kegiatan latihan multilateral Komodo 2016, Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada Selasa (12/4) langsung membuka rangkaian acara itu dan juga berkesempatan menginspeksi parade kapal di Teluk Bayur, Padang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016