Denpasar (Antara Bali) - Tiga kawasan di Bali yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata internasional, yakni Kuta, Tanjung Benoa dan Sanur, diperkirakan rawan terkena bencana tsunami.

"Berdasarkan hasil simulasi tentang bencana tsunami, tercatat tiga kawasan di Pulau Dewata yang rawan terkena bencana tersebut, yakni Kuta, Tanjung Benoa dan Sanur," kata Diah Handyani, petugas Posko Bencana PMI Bali di Denpasar, Kamis.

Ketiga kawasan tersebut rawan dilanda bencana tsunami karena berada di wilayah selatan Pulau Dewata yang merupakan bagian dari alur gelombang tinggi Samudera Indonesia.

Karena itu, menurut Diah, pihaknya melakukan pelatihan simulasi penanganan bencana dan hasilnya akan disosialisasikan kepada petugas siaga bencana hingga tingkat desa.

"Latihan penanganan bencana itu dimulai dengan pembuatan jalur evakuasi di sekitar kawasan yang diperkirakan rawan peristiwa alam tersebut," katanya.

Diah mencontohkan, kawasan Tanjung Benoa dibuat jalur khusus untuk evakuasi penduduk menuju daerah yang dianggap aman dari terjangan tsunami.

Berdasarkan skenario latihan tersebut, penduduk sebelumnya diberikan peringatan akan adanya bahaya tsunami.

Peringatan tersebut diberikan kepada penduduk, sekitar lima sampai 10 menit sebelum skenario tsunami menerjang kawasan itu.

Penduduk memperoleh peringatan dari petugas dan perangkat desa setempat yang sebelumnya mendapatkan pemberitahuan mengenai adanya potensi terjadi tsunami dari PMI/Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

"Hasil dari pelatihan tentang peringatan dini bencana tsunami itu, dibentuklah beberapa tim di kawasan yang diperkirakan rawan peristiwa alam tersebut bekerja sama dengan pihak yang terkait," kata Diah.

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut dan letusan gunung berapi bawah laut.

Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.

Di laut dalam, gelombang tersebut dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 kilometer per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010