Tual (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan segera merealisasikan bantuan 1000 kapal bagi para nelayan.
"Akhir tahun ini, bisalah," kata Wapres JK, Kamis malam.
Pernyataan tersebut disampaikan Wapres setelah mendengar langsung dari pengelola pabrik di Ambon dan Banda Neira, Maluku bahwa pasokan ikan kurang karena jumlah nelayan tetap, sementara pabrik pengolahan bertambah.
Saat ini, terdapat lima pabrik pengolahan ikan di Pelabuhan Ambon, jumlah tersebut lumayan banyak daripada empat tahun lalu yang hanya satu buah, yakni PT Harta Samudra.
Sementara itu, dua pabrik pengolahan ikan di Banda Neira berhenti beroperasi karena selain pasokan ikan berkurang, juga karena kekurangan pasokan listrik.
"Dulu ikan yang diproses di sini bisa langsung diekspor ke Amerika, sekarang harus ke Vietnam dulu, ini kenapa?" Kata JK.
Menurut Ketua Operasional Pabrik Harta Samudra, Ambon, Made Malih Hartadana, Amerika Serikat memang lebih memilih untuk membeli di Vietnam karena jumlahnya lebih banyak.
"Seperti pengepul, ikan dari sini dijual ke Vietnam ditambah ikan produksi Vietnam sendiri baru dijual ke Amerika," kata dia.
Total setiap bulan, PT Harta Samudra mampu mengirim ikan ke Vietnam seberat 22,5 ton. "Ikan yellow fin (tuna ekor kuning) biasanya dihargai tiga dolar per kg," kata Made.
Wapres JK melakukan kunjungan kerja ke Maluku pada 16-18 Maret 2016 untuk meninjau infrastruktur maritim dan industri perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Akhir tahun ini, bisalah," kata Wapres JK, Kamis malam.
Pernyataan tersebut disampaikan Wapres setelah mendengar langsung dari pengelola pabrik di Ambon dan Banda Neira, Maluku bahwa pasokan ikan kurang karena jumlah nelayan tetap, sementara pabrik pengolahan bertambah.
Saat ini, terdapat lima pabrik pengolahan ikan di Pelabuhan Ambon, jumlah tersebut lumayan banyak daripada empat tahun lalu yang hanya satu buah, yakni PT Harta Samudra.
Sementara itu, dua pabrik pengolahan ikan di Banda Neira berhenti beroperasi karena selain pasokan ikan berkurang, juga karena kekurangan pasokan listrik.
"Dulu ikan yang diproses di sini bisa langsung diekspor ke Amerika, sekarang harus ke Vietnam dulu, ini kenapa?" Kata JK.
Menurut Ketua Operasional Pabrik Harta Samudra, Ambon, Made Malih Hartadana, Amerika Serikat memang lebih memilih untuk membeli di Vietnam karena jumlahnya lebih banyak.
"Seperti pengepul, ikan dari sini dijual ke Vietnam ditambah ikan produksi Vietnam sendiri baru dijual ke Amerika," kata dia.
Total setiap bulan, PT Harta Samudra mampu mengirim ikan ke Vietnam seberat 22,5 ton. "Ikan yellow fin (tuna ekor kuning) biasanya dihargai tiga dolar per kg," kata Made.
Wapres JK melakukan kunjungan kerja ke Maluku pada 16-18 Maret 2016 untuk meninjau infrastruktur maritim dan industri perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016