Jakarta (Antara Bali) - Forum Peduli Mangrove Bali (FPMB) menilai keberadaan hutan mangrove di Teluk Benoa Bali terancam rusak akibat banyaknya sampah yang menumpuk dan menutup akar  mangrove yang dapat menyebabkan matinya pohon mangrove.  

"Sampah sampah tersebut menutup akar mangrove yang dapat menyebabkan matinya pohon mangrove. Dari luasan sekitar satu hektare di Teluk Benoa, ada sekitar satu ton sampah yang dibersihkan," kata Ketua Forum Peduli Mangrove Bali, Steve Sumolang, melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Minggu malam.

Menurut Steve, sampah tersebut ada yang berasal dari pelabuhan dan ada yang dari daerah aliran sungai Tukad Rangda, Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Sema, dan Tukad Bualu.

"Paling tidak kami berusaha mempertahankan tutupan hutan mangrove di Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai seluas 1.373 hektare," tambahnya.

Steve berharap, mangrove dapat dipertahankan sebagai wilayah konservasi yang sejatinya harus dijaga bersama.

Hutan mengrove ini, kata dia, akan lebih baik jika ada nilai tambahnya yakni dikembangkan dengan konsep "eco-tourism".

"Pengembangannya dapat dilakukan berbasis lingkungan sehingga akan menjadi pengembangan yang berkesinambungan," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Desa Tuban, Made Sumasa berharap, revitalisasi Teluk Benoa yang akan segera dilaksanakan dapat merehabilitasi dan mengembalikan fungsi hutan mangrove.

Made Sumasa berharap, masyarakat dapat saling bersinergi, baik secara ekonomi maupun seni dan budaya, dalam merevitalisasi Teluk Benoa. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Riza Harahap

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016