Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta meminta para pedagang di Pasar Badung, Kota Denpasar yang terbakar, untuk bersabar dan tidak berjualan di tengah aktivitas pemadaman kebakaran sedang berlangsung.
"Saya imbau para pedagang yang masih berjualan di area kejadian ini, untuk tidak berjualan dulu. Hendaknya bersabar dulu, karena tim pemadam masih bekerja dan mobil pemadam juga masih aktif bekerja," kata Sudikerta di sela-sela melihat lokasi terbakarnya Pasar Badung, di Denpasar, Senin.
Pihaknya mengkhawatirkan jika pedagang tetap bersikukuh untuk berjualan akan membahayakan keselamatan para pedagang dan pembeli karena keadaan pasar dinilai belum kondusif untuk aktivitas jual beli.
Sudikerta berpandangan kebakaran di pasar terbesar di Bali itu tidak dapat dilepaskan dari struktur bangunan pasar yang tidak optimal dalam menjaga keselamatan aktivitas pasar, seperti instalasi pompa air yang tidak berfungsi saat terjadi kebakaran.
Demikian juga instalasi listrik yang juga berpengaruh besar terhadap timbulnya kebakaran, serta aktivitas para pedagang yang harus lebih waspada dan berhati-hati dalam melaksanakan kegiatannya contohnya dalam penggunaan dupa, kompor gas, maupun barang-barang elektronik lainnya.
Di samping semua kemungkinan teknis (sekala) penyebab kebakaran tersebut, katanya, maka penyebab "niskala" dari sisi spiritual juga tidak bisa dilepaskan.
Dia mengatakan kebakaran itu merupakan kedua kalinya yang terjadi di Pasar Badung, karena pada 2007 juga telah terjadi hal yang sama.
"Hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat, untuk lebih mawas diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami berharap adanya keterlibatan para pemuka agama atapun `sulinggih` tentang peristiwa kebakaran tersebut, sehingga penanggulangan bencana dapat dilakukan baik dari sisi sekala maupun niskalanya," ucap Sudikerta.
Selanjutnya untuk penangguangan bencana lebih lanjut baik dari segi relokasi sementara para pedagang maupun pembangunan kembali Pasar Badung, Sudikerta berharap terdapat koordinasi yang baik antara Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali maupun pihak-pihak yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam hal ini.
"Dengan demikian, penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan aktivitas jual beli di Pasar Badung ini dapat segera pulih kembali. Apabila aktivitas pasar mengalami kelumpuhan maka akan memengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta berpengaruh terhadap kenaikan inflasi di Bali," katanya.
Kepala Seksi Operasional Dinas Kebakaran Kabupaten Badung I Ketut Nadu mengungkapkan bahwa kebakaran terjadi sejak Senin (29/2) pukul 18.15 Wita.
Barang-barang yang ada di dalam toko pada lantai satu sampai tiga tidak bisa diselamatkan lagi.
Dalam menangani kebakaran tersebut, terdapat 31 mobil pemadam kebakaran yang terdiri atas mobil pemadam kebakaran Kota Denpasar (15 mobil), Kabupaten Badung (7 mobil), Tabanan, Gianyar, Klungkung Bangli (masing-masing 2 mobil), dan mobil pemadam kebakaran dari Indonesia Tourism Development Corporation(ITDC).
Sampai sekarang, pihaknya belum dapat memastikan penyebab dari kebakaran tersebut. Namun, sejak Senin (29/2) malam banyak suara ledakan yang bermunculan dari tabung gas, mesin pendingin. serta barang-barang yang mengandung gas lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya imbau para pedagang yang masih berjualan di area kejadian ini, untuk tidak berjualan dulu. Hendaknya bersabar dulu, karena tim pemadam masih bekerja dan mobil pemadam juga masih aktif bekerja," kata Sudikerta di sela-sela melihat lokasi terbakarnya Pasar Badung, di Denpasar, Senin.
Pihaknya mengkhawatirkan jika pedagang tetap bersikukuh untuk berjualan akan membahayakan keselamatan para pedagang dan pembeli karena keadaan pasar dinilai belum kondusif untuk aktivitas jual beli.
Sudikerta berpandangan kebakaran di pasar terbesar di Bali itu tidak dapat dilepaskan dari struktur bangunan pasar yang tidak optimal dalam menjaga keselamatan aktivitas pasar, seperti instalasi pompa air yang tidak berfungsi saat terjadi kebakaran.
Demikian juga instalasi listrik yang juga berpengaruh besar terhadap timbulnya kebakaran, serta aktivitas para pedagang yang harus lebih waspada dan berhati-hati dalam melaksanakan kegiatannya contohnya dalam penggunaan dupa, kompor gas, maupun barang-barang elektronik lainnya.
Di samping semua kemungkinan teknis (sekala) penyebab kebakaran tersebut, katanya, maka penyebab "niskala" dari sisi spiritual juga tidak bisa dilepaskan.
Dia mengatakan kebakaran itu merupakan kedua kalinya yang terjadi di Pasar Badung, karena pada 2007 juga telah terjadi hal yang sama.
"Hal ini tentu menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat, untuk lebih mawas diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kami berharap adanya keterlibatan para pemuka agama atapun `sulinggih` tentang peristiwa kebakaran tersebut, sehingga penanggulangan bencana dapat dilakukan baik dari sisi sekala maupun niskalanya," ucap Sudikerta.
Selanjutnya untuk penangguangan bencana lebih lanjut baik dari segi relokasi sementara para pedagang maupun pembangunan kembali Pasar Badung, Sudikerta berharap terdapat koordinasi yang baik antara Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali maupun pihak-pihak yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam hal ini.
"Dengan demikian, penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan aktivitas jual beli di Pasar Badung ini dapat segera pulih kembali. Apabila aktivitas pasar mengalami kelumpuhan maka akan memengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta berpengaruh terhadap kenaikan inflasi di Bali," katanya.
Kepala Seksi Operasional Dinas Kebakaran Kabupaten Badung I Ketut Nadu mengungkapkan bahwa kebakaran terjadi sejak Senin (29/2) pukul 18.15 Wita.
Barang-barang yang ada di dalam toko pada lantai satu sampai tiga tidak bisa diselamatkan lagi.
Dalam menangani kebakaran tersebut, terdapat 31 mobil pemadam kebakaran yang terdiri atas mobil pemadam kebakaran Kota Denpasar (15 mobil), Kabupaten Badung (7 mobil), Tabanan, Gianyar, Klungkung Bangli (masing-masing 2 mobil), dan mobil pemadam kebakaran dari Indonesia Tourism Development Corporation(ITDC).
Sampai sekarang, pihaknya belum dapat memastikan penyebab dari kebakaran tersebut. Namun, sejak Senin (29/2) malam banyak suara ledakan yang bermunculan dari tabung gas, mesin pendingin. serta barang-barang yang mengandung gas lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016