Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan muncul "acarya" atau penceramah Agama Hindu dari kalangan generasi muda yang bisa menyajikan solusi permasalahan agama secara kontekstual.

"Tidak kontekstual saja, tetapi penyampaian materi pun seharusnya disajikan dengan menarik dan jauh dari kesan membosankan," kata Pastika dalam acara "simakrama" atau temu wicara dengan masyarakat, di Denpasar, Sabtu.

Menurut dia, ceramah keagamaan atau "dharma wacana" yang ada selama ini masih terkesan sebagai sesuatu yang berat, dan kurang menarik untuk diikuti oleh umat.

"Saya sangat berharap ada acarya muda yang bisa muncul untuk memberikan pencerahan agama," ucap Pastika mengawali simakrama itu.

Pastika yang hadir didampingi oleh Ayu Pastika serta Wagub Bali Ketut Sudikerta, juga mengingatkan masyarakat untuk kembali memaknai perayaan Hari Suci Galungan dan Kuningan yang baru saja berlalu.

"Perayaan Galungan dan Kuningan tidak hanya sebatas pemotongan babi, pembuatan penjor namun makna sesungguhnya terletak bagaimana memenangkan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan) yang ada dalam diri kita sendiri," katanya.

Begitu pula halnya dalam memaknai Hari Raya Nyepi yang akan tiba dalam waktu dekat ini, Pastika meminta agar perayaan Tahun Baru Saka yang diidentikkan dengan parade ogoh-ogoh hendaknya benar-benar digunakan sebagai momentum untuk instrospeksi diri terhadap hal yang telah dilakukan, serta perenungan untuk menyusun perencanaan ke depan sehingga peningkatan kualitas hidup dapat terwuju.

"Nyepi itu bukan sekedar ogoh ogoh," ujarnya.

Pastika mengatakan ogoh-ogoh adalah simbol dari sifat-sifat buruk yang digambarkan dalam enam musuh manusia (Sad Ripu), tujuh kegelapan (Sapta Timira).

"Keberadaan ogoh-ogoh merupakan peringatan agar dalam diri kita tidak memiliki unsur unsur buruk tersebut untuk tahun kedepannya," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016