Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan di Provinsi Bali siap membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) bersama instansi terkait lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat hingga pelosok desa.
"Ada berbagai alasan dibentuknya TPAKD itu di antaranya belum adanya forum yang menjembatani itu dan tingkat literasi keuangan yang masih kecil," kata Kepala OJK Regional Bali-Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, berdasarkan hasil survei nasional lembaga keuangan yang dilaksanakan 2013, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih jauh dan di tingkat regional Asia, baru mencapai 21,8 persen.
Selain alasan tersebut, rendahnya pembiayaan UMKM di daerah juga dipicu oleh akses keuangan yang belum memadai di tingkat daerah.
Sehingga pemerintah menganggap pembentukan tim tersebut mendesak untuk dilakukan yang pada akhirnya memberikan pemerataan pertumbuhan ekonomi hingga ke desa.
TPAKD itu, lanjut Zulmi, terdiri dari enam kelompok yakni OJK Pusat dan daerah, Bank Indonesia dan lembaga jasa keuangan di daerah meliputi perbankan, industri keuangan non-bank, dan pasar modal.
Selain itu ada asosiasi lembaga jasa keuangan, Badan Pusat Statistik dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
"Nantinya TPAKD tersebut akan dipimpin oleh kepala daerah. Kalau provinsi pemimpinnya gubernur dan tingkat kabupaten dipimpin oleh bupatinya atau yang mewakilinya," ucapnya.
TPAKD itu bertugas mendorong ketersediaan akses keuangan yang luas, mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang produktif, melakukan koordinasi di antara SKPD dan mendorong lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan ekonomi di daerah.
Zulmi menambahkan tim tersebut juga bertugas menggali potensi ekonomi daerah yang dapat dikembangkan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong optimalisasi potensi sumber dana dalam rangka memperluas penyediaan dana produktif untuk UMKM dan usaha pemula.
Rencananya pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan instansi terkait lainnya untuk pembentukan tim tersebut yang akan dibentuk dalam waktu dekat. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ada berbagai alasan dibentuknya TPAKD itu di antaranya belum adanya forum yang menjembatani itu dan tingkat literasi keuangan yang masih kecil," kata Kepala OJK Regional Bali-Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, berdasarkan hasil survei nasional lembaga keuangan yang dilaksanakan 2013, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih jauh dan di tingkat regional Asia, baru mencapai 21,8 persen.
Selain alasan tersebut, rendahnya pembiayaan UMKM di daerah juga dipicu oleh akses keuangan yang belum memadai di tingkat daerah.
Sehingga pemerintah menganggap pembentukan tim tersebut mendesak untuk dilakukan yang pada akhirnya memberikan pemerataan pertumbuhan ekonomi hingga ke desa.
TPAKD itu, lanjut Zulmi, terdiri dari enam kelompok yakni OJK Pusat dan daerah, Bank Indonesia dan lembaga jasa keuangan di daerah meliputi perbankan, industri keuangan non-bank, dan pasar modal.
Selain itu ada asosiasi lembaga jasa keuangan, Badan Pusat Statistik dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
"Nantinya TPAKD tersebut akan dipimpin oleh kepala daerah. Kalau provinsi pemimpinnya gubernur dan tingkat kabupaten dipimpin oleh bupatinya atau yang mewakilinya," ucapnya.
TPAKD itu bertugas mendorong ketersediaan akses keuangan yang luas, mencari terobosan dalam membuka akses keuangan yang produktif, melakukan koordinasi di antara SKPD dan mendorong lembaga jasa keuangan untuk meningkatkan peran serta dalam pembangunan ekonomi di daerah.
Zulmi menambahkan tim tersebut juga bertugas menggali potensi ekonomi daerah yang dapat dikembangkan menggunakan produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong optimalisasi potensi sumber dana dalam rangka memperluas penyediaan dana produktif untuk UMKM dan usaha pemula.
Rencananya pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan instansi terkait lainnya untuk pembentukan tim tersebut yang akan dibentuk dalam waktu dekat. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016