Negara (Antara Bali) - Saluran irigasi yang jebol akibat longsor, mengancam ratusan hektare sawah gagal panen akibat suplai air yang terhambat di Kabupaten Jembrana.

"Saluran irigasi ini jebol hari Rabu lalu. Ada sekitar 600 hektare sawah yang tergantung pada saluran irigasi ini," kata Nengah Suentra, Ketua Subak (kelompok irigasi khas Bali) Gede Sanghyang, Kecamatan Melaya, Kamis.

Ia mengatakan, petani kesulitan memperbaiki saluran irigasi tersebut secara swadaya, karena medan yang sulit, sehingga dibutuhkan peralatan yang memadai.

Menurutnya, saluran ini merupakan sambungan aliran dari Bendungan Palasari, yang diduga longsor karena tanahnya labil akibat musim kemarau yang panjang.

"Kemarau kemarin kan cukup panjang. Begitu musim hujan dan air yang mengalir deras, tanahnya longsor," ujarnya.

Ia mengatakan, akibat putusnya saluran irigasi sepanjang delapan meter tersebut, petani di lima subak terancam gagal panen, bahkan tidak bisa menanam padi.

Untuk memperbaiki saluran irigasi yang rusak ini, petani berharap pemerintah segera turun tangan, karena memiliki tenaga ahli berikut peralatannya.

"Perbaikan saluran irigasi ini sangat mendesak, karena menyangkut ekonomi petani. Apalagi ini kan bencana alam, sehingga pemerintah bisa membantu," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016