Denpasar (Antara Bali) - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Provinsi Bali mengharapkan penurunan bunga untuk kredit usaha rakyat oleh BPR seperti yang saat ini dijalankan bank umum sebesar sembilan persen.
"Kalau pemerintah memberikan subsidi ke BPR, kami akan menjalankan juga," kata Ketua Perbarindo Bali, I Ketut Wiratjana ditemui dalam pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2016 di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, saat ini tengah dalam pembahasan bersama pemerintah terkait pemberian subsidi kepada BPR sehingga pihaknya juga bisa memberikan besaran bunga KUR sebesar sembilan persen.
Dia menambahkan bahwa sudah ada sinyal dari pemerintah namun masih belum menyepakati besaran subsidi dan angka bunga KUR.
"Sudah ada sinyal tapi belum ketemu angka untuk jalankan KUR itu. Kami masih berjuang juga," imbuhnya.
Wiratjana mengharapkan agar besar bunga KUR juga mencapai sembilan persen namun angka itu tergantung besaran subsidi yang diberikan pemerintah.
Selama ini, lanjut dia, besaran bunga KUR BPR di Bali mencapai 15 hingga 18 persen.
Dengan besaran bunga KUR yang lebih tinggi dibandingkan bank umum, Wiratjana menyatakan bahwa hal tersebut memang berdampak terhadap BPR.
"Di luar Bali bahkan setiap hari sekitar 20 calon debitur beralih mencari KUR ke bank umum," katanya.
Meski demikian pihak masih konsisten menyalurkan kredit kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kalau pemerintah memberikan subsidi ke BPR, kami akan menjalankan juga," kata Ketua Perbarindo Bali, I Ketut Wiratjana ditemui dalam pertemuan tahunan pelaku industri jasa keuangan 2016 di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, saat ini tengah dalam pembahasan bersama pemerintah terkait pemberian subsidi kepada BPR sehingga pihaknya juga bisa memberikan besaran bunga KUR sebesar sembilan persen.
Dia menambahkan bahwa sudah ada sinyal dari pemerintah namun masih belum menyepakati besaran subsidi dan angka bunga KUR.
"Sudah ada sinyal tapi belum ketemu angka untuk jalankan KUR itu. Kami masih berjuang juga," imbuhnya.
Wiratjana mengharapkan agar besar bunga KUR juga mencapai sembilan persen namun angka itu tergantung besaran subsidi yang diberikan pemerintah.
Selama ini, lanjut dia, besaran bunga KUR BPR di Bali mencapai 15 hingga 18 persen.
Dengan besaran bunga KUR yang lebih tinggi dibandingkan bank umum, Wiratjana menyatakan bahwa hal tersebut memang berdampak terhadap BPR.
"Di luar Bali bahkan setiap hari sekitar 20 calon debitur beralih mencari KUR ke bank umum," katanya.
Meski demikian pihak masih konsisten menyalurkan kredit kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016