Singaraja (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Bali mengintensifkan sosialisasi hidup sehat kepada masyarakat di daerah itu mengantisipasi berbagai penyakit yang biasanya terjadi di musim hujan seperti demam berdarah dan chikungunya.
Kepala Dinkes Kabupaten Buleleng, dr I Gusti Ngurah Mahapramana MKes, Minggu, menjelaskan upaya antisipasi melibatkan semua pihak mulai dari kalangan sekolah, perkantoran dan juga masyarakat luas.
Menurut dia, upaya preventif atau upaya antisipasi penyakit merupakan hal pokok yang mesti terus diintensifkan. "Antisipasi yang lebih penting dan oleh karena itu gaya hidup sehat sangat penting diketahui semua kalangan," kata dia.
Pihaknya mencontohkan gaya hidup sehat yang paling sederhana adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, sekolah atau perkantoran.
"Jangan sampai sampah-sampah berserakan karena tentu jika terkena hujan dapat memicu perkembangan sarang nyamuk sebagai titik awal dari penyakit demam berdarah," paparnya.
Dikatakan, ketika musim hujan masyarakat diminta tidak menaruh barang atau benda yang dapat menampung air yang dapat memicu perkembangan jentik nyamuk. "Hal itu salah satunya yang paling penting," kata dia.
Selain itu, Mahapramana menambahkan, pihaknya juga mengintensfkan "fogging" atau melakukan penyemprotan membasmi sarang nyamuk. "Di beberapa daerah ada masyarakat yang meminta itu tetapi ada juga inisiatif kami langsung melihat korban yang sempat dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Bukan hanya itu saja, pihaknya mengerahkan semua petugas kesehatan di 20 puskesmas yang ada di kabupaten terluas di Pulau Dewata itu untuk lebih meningkatkan intensitas sosialisasi kepada masyarakat dengan tetap siap siaga jika memang ada korban penyakit.
"Wilayah pedesaan kami mengoptimalkan peran dari petugas puskesmas apalagi wilayah Buleleng itu luas kami tidak pungkiri banyak penduduk yang kurang tersentuh sosialisasi karena faktor geografis, katanya.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Bali mencatat kasus demam berdarah (DB) di daerah itu mencapai 1.172 kasus selama tahun 2015.
Data RSUD Buleleng pula, jumlah pasien pada Januari meningkat drastis sampai Juli, angkanya mencapai lebih dari 100 pasien setiap bulannya yang dirawat di RSUD. Bulan Januari tahun lalu ada 121 orang, Februari 170, sampai Juli angkanya lebih dari 100 orang, kemudian Agustus mulai menurun.
Sementara untuk penyakit, Chikungunya, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Bali mencatat terdapat 95 kasus penyakit chikungunya di daerah itu periode Januari 2016 menyebabkan daerah itu berstatus kejadian luar biasa (KLB) chikungunya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Kepala Dinkes Kabupaten Buleleng, dr I Gusti Ngurah Mahapramana MKes, Minggu, menjelaskan upaya antisipasi melibatkan semua pihak mulai dari kalangan sekolah, perkantoran dan juga masyarakat luas.
Menurut dia, upaya preventif atau upaya antisipasi penyakit merupakan hal pokok yang mesti terus diintensifkan. "Antisipasi yang lebih penting dan oleh karena itu gaya hidup sehat sangat penting diketahui semua kalangan," kata dia.
Pihaknya mencontohkan gaya hidup sehat yang paling sederhana adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, sekolah atau perkantoran.
"Jangan sampai sampah-sampah berserakan karena tentu jika terkena hujan dapat memicu perkembangan sarang nyamuk sebagai titik awal dari penyakit demam berdarah," paparnya.
Dikatakan, ketika musim hujan masyarakat diminta tidak menaruh barang atau benda yang dapat menampung air yang dapat memicu perkembangan jentik nyamuk. "Hal itu salah satunya yang paling penting," kata dia.
Selain itu, Mahapramana menambahkan, pihaknya juga mengintensfkan "fogging" atau melakukan penyemprotan membasmi sarang nyamuk. "Di beberapa daerah ada masyarakat yang meminta itu tetapi ada juga inisiatif kami langsung melihat korban yang sempat dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Bukan hanya itu saja, pihaknya mengerahkan semua petugas kesehatan di 20 puskesmas yang ada di kabupaten terluas di Pulau Dewata itu untuk lebih meningkatkan intensitas sosialisasi kepada masyarakat dengan tetap siap siaga jika memang ada korban penyakit.
"Wilayah pedesaan kami mengoptimalkan peran dari petugas puskesmas apalagi wilayah Buleleng itu luas kami tidak pungkiri banyak penduduk yang kurang tersentuh sosialisasi karena faktor geografis, katanya.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Bali mencatat kasus demam berdarah (DB) di daerah itu mencapai 1.172 kasus selama tahun 2015.
Data RSUD Buleleng pula, jumlah pasien pada Januari meningkat drastis sampai Juli, angkanya mencapai lebih dari 100 pasien setiap bulannya yang dirawat di RSUD. Bulan Januari tahun lalu ada 121 orang, Februari 170, sampai Juli angkanya lebih dari 100 orang, kemudian Agustus mulai menurun.
Sementara untuk penyakit, Chikungunya, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Bali mencatat terdapat 95 kasus penyakit chikungunya di daerah itu periode Januari 2016 menyebabkan daerah itu berstatus kejadian luar biasa (KLB) chikungunya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016