Nusa Dua (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak sektor swasta untuk mendukung program keluarga berencana mandiri dan berkualitas guna mewujudkan implementasi Nawacita.
"Kami undang partisipasi dan peran serta sektor swasta dalam mendukung program KB terutama program KB mandiri dan berkualitas," kata kata Kepala BKKBN, dr Surya Chandra Surapaty ditemui di sela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, momentum sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional tersebut menjadi tonggak untuk menggaungkan kembali program keluarga berencana.
Revitalisasi program KB melalui pelibatan warga dalam kampung KB diarahkan untuk mendukung semangat Nawacita terutama pada sila ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.
Kemudian pada cita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dengan menggandeng kementerian dan lembaga lain secara bersama-sama mewujudkannya melalui pendekatan keluarga yang dimulai dari program 1000 hari kehidupan pertama, bina keluarga meliputi balita, remaja hingga lansia.
Selain itu mewujudkan cita kedelapan yakni melakukan revolusi karakter bangsa dengan implementasi revolusi mental berbasis keluarga.
"Ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan keluarga," imbuhnya.
Data survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 untuk nasional menunjukkan bahwa 58 persen wanita kawin pada usia 15-49 tahun menggunakan metode kontrasepsi modern.
Di antara cara KB modern yang digunakan, suntik KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan oleh wanita berstatus kawin sebanyak 32 persen dan diikuti pil KB sebanyak hampir 14 persen.
"Tanpa pengendalian pertumbuhan penduduk, betapapun berhasilnya pertumbuhan ekonomi, tidak akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Makanya kami gemakan lagi program KB, bukan hanya kontrasepsi karena kontrasepsi itu sangat sempit. Karena, program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga itu menjadi satu kesatuan yang menjadi tugas BKKBN," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami undang partisipasi dan peran serta sektor swasta dalam mendukung program KB terutama program KB mandiri dan berkualitas," kata kata Kepala BKKBN, dr Surya Chandra Surapaty ditemui di sela-sela pelaksanaan Konferensi Internasional Keluarga Berencana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Menurut dia, momentum sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional tersebut menjadi tonggak untuk menggaungkan kembali program keluarga berencana.
Revitalisasi program KB melalui pelibatan warga dalam kampung KB diarahkan untuk mendukung semangat Nawacita terutama pada sila ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.
Kemudian pada cita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dengan menggandeng kementerian dan lembaga lain secara bersama-sama mewujudkannya melalui pendekatan keluarga yang dimulai dari program 1000 hari kehidupan pertama, bina keluarga meliputi balita, remaja hingga lansia.
Selain itu mewujudkan cita kedelapan yakni melakukan revolusi karakter bangsa dengan implementasi revolusi mental berbasis keluarga.
"Ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan keluarga," imbuhnya.
Data survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 untuk nasional menunjukkan bahwa 58 persen wanita kawin pada usia 15-49 tahun menggunakan metode kontrasepsi modern.
Di antara cara KB modern yang digunakan, suntik KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan oleh wanita berstatus kawin sebanyak 32 persen dan diikuti pil KB sebanyak hampir 14 persen.
"Tanpa pengendalian pertumbuhan penduduk, betapapun berhasilnya pertumbuhan ekonomi, tidak akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Makanya kami gemakan lagi program KB, bukan hanya kontrasepsi karena kontrasepsi itu sangat sempit. Karena, program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga itu menjadi satu kesatuan yang menjadi tugas BKKBN," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016