Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mendukung rencana pemberlakuan kartu elektronik multi bank dalam bertransaksi di Tol Bali Mandara, sebagai upaya mempercepat pelayanan kepada masyarakat.
"Dengan kartu ini, dapat memberikan efisiensi waktu bagi masyarakat, selain memang sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu Gerakan Nasional Non Tunai," kata Sudikerta saat meneirima jajaran PT Jasa Marga Bali Tol, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, karena kartu elektronik baru diterapkan, diharapkan agar dilakukan sosialisasi, sehingga masyarakat mengetahui kegunaan dari kartu itu.
"Saya dukung kartu elektronik multi bank ini, selanjutnya tinggal dikomunikasikan saja dengan masyarakat agar masyarakat juga tahu kegunaan dari kartu ini. Sehingga antre di gerbang tol itu tidak lambat lagi dan masyarakat yang melintas menjadi nyaman dan cepat," ucapnya.
Di sisi lain, Sudikerta mengapresiasi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari tarif tol Bali Mandara. Namun, ke depan dia meminta agar pihak Jasa Marga lebih meningkatkan upaya-upaya penekanan biaya operasiona.
"Di samping haruslebih kreatif untuk meluncurkan upaya-upaya dalam meningkatkan pendapatan tol Bali Mandara agar segera mencapai Break Even Point (BEP)," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Ahmad Tito Karim, mengemukakan Tol Bali Mandara yang resmi beroperasi dengan mengenakan tarif tol mulai 1 Oktober 2013, setiap tahun terus mengalami peningkatan pendapatan.
Pada 2015 dari rencana target pendapatan tarif tol Rp118 miliar, berhasil diperoleh pendapatan sebesar Rp122 miliar dengan komposisi pendapatan dari tarif mobil 56 persen dan motor 44 persen.
Selanjutnya pada 2016 direncanakan akan mencapai target pendapatan sebesar Rp142 miliar dengan memberlakukan tarif tol, untuk kendaraan Golongan I (Rp11.000), Golongan II (Rp16.500), Golongan III (Rp22.000), Golongan IV (Rp27.500), Golongan V (Rp33.000) dan Golongan VI (Rp4.500).
Selain itu, ia juga menjelaskan, bahwa pihaknya akan menerbitkan kartu elektronik multi bank, yang dikerjasamakan dengan 4 bank kreditur (Bank Mandiri, BNI, BRI dan BPD Bali). Dengan transaksi secara elektronik dengan sistem "single card-reader" untuk multi bank ini.
Untuk mendukung hal tersebut, Jasa Marga Bali Tol juga telah memberlakukan transaski tol tunai di semua gardu tol dan menambah gardu tol otomatis (GTO).
Menurut Tito, dengan sistem elektronik ini akan meningkatkan pelayanan dan mempercepat transaksi di gerbang tol. Rata-rata waktu transaksi dengan kartu elektronik ini lebih singkat yaitu 2,08 detik untuk lajur mobil dan 3,39 detik pada lajur motor.
Pihaknya berharap dengan pemberlakukan kartu ini dapat diterima oleh masyarakat dan dimanfaatkan secara langsung, selain itu juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan antrean pada gerbang tol. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Dengan kartu ini, dapat memberikan efisiensi waktu bagi masyarakat, selain memang sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu Gerakan Nasional Non Tunai," kata Sudikerta saat meneirima jajaran PT Jasa Marga Bali Tol, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, karena kartu elektronik baru diterapkan, diharapkan agar dilakukan sosialisasi, sehingga masyarakat mengetahui kegunaan dari kartu itu.
"Saya dukung kartu elektronik multi bank ini, selanjutnya tinggal dikomunikasikan saja dengan masyarakat agar masyarakat juga tahu kegunaan dari kartu ini. Sehingga antre di gerbang tol itu tidak lambat lagi dan masyarakat yang melintas menjadi nyaman dan cepat," ucapnya.
Di sisi lain, Sudikerta mengapresiasi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari tarif tol Bali Mandara. Namun, ke depan dia meminta agar pihak Jasa Marga lebih meningkatkan upaya-upaya penekanan biaya operasiona.
"Di samping haruslebih kreatif untuk meluncurkan upaya-upaya dalam meningkatkan pendapatan tol Bali Mandara agar segera mencapai Break Even Point (BEP)," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol Ahmad Tito Karim, mengemukakan Tol Bali Mandara yang resmi beroperasi dengan mengenakan tarif tol mulai 1 Oktober 2013, setiap tahun terus mengalami peningkatan pendapatan.
Pada 2015 dari rencana target pendapatan tarif tol Rp118 miliar, berhasil diperoleh pendapatan sebesar Rp122 miliar dengan komposisi pendapatan dari tarif mobil 56 persen dan motor 44 persen.
Selanjutnya pada 2016 direncanakan akan mencapai target pendapatan sebesar Rp142 miliar dengan memberlakukan tarif tol, untuk kendaraan Golongan I (Rp11.000), Golongan II (Rp16.500), Golongan III (Rp22.000), Golongan IV (Rp27.500), Golongan V (Rp33.000) dan Golongan VI (Rp4.500).
Selain itu, ia juga menjelaskan, bahwa pihaknya akan menerbitkan kartu elektronik multi bank, yang dikerjasamakan dengan 4 bank kreditur (Bank Mandiri, BNI, BRI dan BPD Bali). Dengan transaksi secara elektronik dengan sistem "single card-reader" untuk multi bank ini.
Untuk mendukung hal tersebut, Jasa Marga Bali Tol juga telah memberlakukan transaski tol tunai di semua gardu tol dan menambah gardu tol otomatis (GTO).
Menurut Tito, dengan sistem elektronik ini akan meningkatkan pelayanan dan mempercepat transaksi di gerbang tol. Rata-rata waktu transaksi dengan kartu elektronik ini lebih singkat yaitu 2,08 detik untuk lajur mobil dan 3,39 detik pada lajur motor.
Pihaknya berharap dengan pemberlakukan kartu ini dapat diterima oleh masyarakat dan dimanfaatkan secara langsung, selain itu juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan antrean pada gerbang tol. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016