Singaraja, (Antara Bali) - Kepolisian Resor Buleleng, Bali mengintensifkan pengamanan di seluruh wilayah kabupaten terluas di Pulau Dewata tersebut guna mengantisipasi ancaman terorisme pascaserangan teroris di Jakarta, Kamis siang.
"Ledakan bom terjadi di ruas Jalan MH Thamrin di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta Pusat membuat jajaran Polres Buleleng melakukan antisipasi cepat mencegah kejadian serangan teror di Bali Utara," kata Kepala Bagian Operasi Polres Buleleng, Kompol Ketut Gelgel, Kamis.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak ingin kecolongan aksi teror bom melihat luasnya wilayah hukum Buleleng dengan tingkat lubang-lubang tikus lowong melalui pesisir dan darat.
"Kami sudah perintahkan petugas Kepolisian dari Babinkamtibmas mendata kembali warga di setiap desa melalui kordinasi melibatkan aparat desa," katanya.
Ia menambahkan, peran petugas keamanan desa (pecalang) dan linmas juga diwajibkan segera melapor kalau terjadi hal-hal mencurigakan.
Dikatakan anggota Polres Buleleng tersebar di Polisi Sekotr (Polsek) di sembilan kecamatan di Buleleng, diminta kembali mengintensifkan operasi penduduk pendatang (duktang).
"Operasi-operasi terhadap sesuatu mencurigakan wajib ditingkatkan dan duktang misalnya di beberapa wilayah patut dipantau kemudian Satuan Intelejen dan Keamanan harus lebih menajamkan pengamatan di lapangan, dan memberi informasi terkini ke pimpinan," tegasnya.
Ia menegaskan, kerja sama antara petugas polisi wajib ditingkatkan dimana satuan reserse kriminal (Sat Reskrim) Polres Buleleng ikut memantau melindungi rekan-rekan lalu lintas dalam bertugas di jalan raya.
"Pos-pos polisi supaya ikut terjaga dengan baik, jangan sampai terluang kejadian serupa seperti di Jakarta. Piket Mako juga harus ditingkatkan karena banyak orang keluar masuk Mako lewat pemeriksaan perorangan dan pemasangan palang pintu masuk," tegasnya. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ledakan bom terjadi di ruas Jalan MH Thamrin di sekitar Gedung Sarinah, Jakarta Pusat membuat jajaran Polres Buleleng melakukan antisipasi cepat mencegah kejadian serangan teror di Bali Utara," kata Kepala Bagian Operasi Polres Buleleng, Kompol Ketut Gelgel, Kamis.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak ingin kecolongan aksi teror bom melihat luasnya wilayah hukum Buleleng dengan tingkat lubang-lubang tikus lowong melalui pesisir dan darat.
"Kami sudah perintahkan petugas Kepolisian dari Babinkamtibmas mendata kembali warga di setiap desa melalui kordinasi melibatkan aparat desa," katanya.
Ia menambahkan, peran petugas keamanan desa (pecalang) dan linmas juga diwajibkan segera melapor kalau terjadi hal-hal mencurigakan.
Dikatakan anggota Polres Buleleng tersebar di Polisi Sekotr (Polsek) di sembilan kecamatan di Buleleng, diminta kembali mengintensifkan operasi penduduk pendatang (duktang).
"Operasi-operasi terhadap sesuatu mencurigakan wajib ditingkatkan dan duktang misalnya di beberapa wilayah patut dipantau kemudian Satuan Intelejen dan Keamanan harus lebih menajamkan pengamatan di lapangan, dan memberi informasi terkini ke pimpinan," tegasnya.
Ia menegaskan, kerja sama antara petugas polisi wajib ditingkatkan dimana satuan reserse kriminal (Sat Reskrim) Polres Buleleng ikut memantau melindungi rekan-rekan lalu lintas dalam bertugas di jalan raya.
"Pos-pos polisi supaya ikut terjaga dengan baik, jangan sampai terluang kejadian serupa seperti di Jakarta. Piket Mako juga harus ditingkatkan karena banyak orang keluar masuk Mako lewat pemeriksaan perorangan dan pemasangan palang pintu masuk," tegasnya. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016