Denpasar (Antara Bali) - Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,08 persen selama bulan Desember 2015, lebih rendah dibanding inflasi tingkat nasional yang tercatat 1,14 persen.

"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei seluruhnya mengalami inflasi, satupun tidak ada yang mengalami deflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,64 persen dan terendah di Kalimantan Barat hanya sebesar 0,06 persen.

Hasil pemantauan harga-harga di daerah pedesaan di Bali pada bulan Desember 2015 menunjukkan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,27 persen dari 105,41 persen pada bulan November 2015 menjadi 105,13 persen pada Desember 2015.

Hal itu berkat indeks yang diterima petani (Lt) mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen dari 124,69 persen pada bulan November 2015 menjadi 125,48 persen pada bulan Desember 2015.

Sedangkan sisi indeks yang dibayar petani (lb) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari 118,8 persen menjadi 119,35 persen, ujar Panasunan Siregar.

Panasunan Siregar menjelaskan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas tiga subsektor mengalami penurunan NTP yang meliputi subsektor tanaman pangan 0,59 persen, hortikultura 0,76 persen dan subsektor perikanan 1,94 persen.

Sedangkan dua subsektor lainnya mengalami kenaikan masing-masing tanaman perkebunan rakyat 0,30 persen dan subsektor peternakan 0,01 persen.

Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016