Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak air permukaan tahun 2016 yang masih sangat kecil berkontribusi bagi pendapatan daerah padahal potensinya dinilai besar.

"Tahun 2016 ini kami akan garap pendapatan pajak dari air permukaan," kata Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Bali, I Made Santha di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, masih banyak perusahaan atau wajib pajak yang belum mendaftarkan diri pada unit pelaksana teknis (UPT) Dispenda di kabupaten/kota di Bali.

Ia menyebutkan bahwa masih banyak potensi dari pajak air permukaan yang belum tersentuh padahal potensinya sangat besar namun kontribusi terhadap pendapatan daerah belum maksimal.

Santha lebih lanjut menjelaskan bahwa di Kabupaten Gianyar terdapat 17 wajib pajak dan di Kabupaten Badung sebanyak 28 wajib pajak yang belum mendaftarkan diri.

PAD pajak daerah yang dikontribusikan dari pajak air permukaan tahun 2015 mencapai hampir Rp2,6 miliar atau melonjak dari target sekitar Rp1,6 miliar.

Pencapaian pajak air permukaan itu masih terhitung kecil dari total PAD Bali tahun 2015 yang mencapai Rp3,070 triliun atau melampaui target sebesar Rp2,988 triliun.

Pihaknya bisa melampaui target pendapatan karena ada beberapa inovasi yang dilakukan, seperti layanan Samsat Desa Beryadnya, SMS Ibu Jari (untuk pemberitahuan kepada wajib pajak) dan samsat "door to door".

"Tiga model layanan itulah yang menunjang pertumbuhan pendapatan sesuai dengan target," ucapnya.

Sedangkan untuk tahun 2016, Bali menargetkan pendapatan asli daerah melonjak mencapai Rp3,353 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016