Denpasar (Antara Bali) - Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Denpasar melakukan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi yang dimulai dari kalangan usia dini hingga remaja.
"Pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) sangat tepat dimulai sejak dini, sehingga mereka bisa menjaga kespro dengan memberikan informasi pada teman-teman sebaya," kata Kepala Bidang Penggerakan Masyarakat BKBPP Denpasar Tresna Yasa di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan generasi berencana (genre) sejak kecil sudah mengetahui kespro. Mengingat genre ini harus berani mengatakan "tidak untuk seks bebas, napsa dan HIV/AIDS".
Tresna Yasa lebih lanjut mengatakan untuk itu sosialisasi kespro menyasar anak-anak, mulai dari TK, SD dan SMP. Mengingat diusia seperti ini merupakan usia perencanaan untuk mencapai masa depan gemilang.
Ia mengharapkan anak-anak dapat mengetahui ada empat dalam tubuh dirinya yang tidak boleh dipegang orang lain, antara lain bibir, dada, alat reproduksi dan pantat.
Dikatakan dengan menyasar anak-anak sekolah diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus-kasus pada anak remaja. Sehingga mereka mampu merencanakan usia pendidikan hingga usia perkawinan dengan demikian harus dimulai dari sejak dini.
Melalui sosialisasi kespro tersebut semua dapat berperan mulai dari orang tua termasuk guru-guru sekolah dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dalam sosialisasi ini Badan KBPP melibatkan P2TP2A untuk mencegah kekerasan pada anak.
Sementara Kepala Sekolah SMP Yayasan Perguruan Advent Permata Ibu, Dewi Pujiastuti mengatakan perkembangan zaman sekarang ini, anak-anak perlu mendapat pendidikan kespro sejak dini.
"Dengan adanya sosialisasi seperti ini mereka mengetahui mana yang salah dan benar dalam menentukan masa depannya," ujar Pujiastuti.
Grace, orang tua siswa mengatakan sosialisasi ini sangat tepat menyasar anak-anak sekolah sejak dini. Melalui sosialisasi tersebut pihaknya mengetahui tentang perubahan-perubahan anak yang mulai tumbuh remaja.
"Kami selaku orang tua siswa mendukung kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi tersebut guna mengetahui perkembangan anak yang tumbuh remaja," ujarnya.
Sehingga tahu apa yang harus dilakukan dalam menjaga anak-anak yang sedang tumbuh remaja. Terlebih lagi perkembangan informasi teknologi yang dapat diakses oleh anak-anak dengan mudah dan mempengaruhi perkembangan anak.
"Sosialisasi kesehatan reproduksi menjadi bekal bagi anak-anak dalam merencanakan masa depannya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) sangat tepat dimulai sejak dini, sehingga mereka bisa menjaga kespro dengan memberikan informasi pada teman-teman sebaya," kata Kepala Bidang Penggerakan Masyarakat BKBPP Denpasar Tresna Yasa di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan generasi berencana (genre) sejak kecil sudah mengetahui kespro. Mengingat genre ini harus berani mengatakan "tidak untuk seks bebas, napsa dan HIV/AIDS".
Tresna Yasa lebih lanjut mengatakan untuk itu sosialisasi kespro menyasar anak-anak, mulai dari TK, SD dan SMP. Mengingat diusia seperti ini merupakan usia perencanaan untuk mencapai masa depan gemilang.
Ia mengharapkan anak-anak dapat mengetahui ada empat dalam tubuh dirinya yang tidak boleh dipegang orang lain, antara lain bibir, dada, alat reproduksi dan pantat.
Dikatakan dengan menyasar anak-anak sekolah diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus-kasus pada anak remaja. Sehingga mereka mampu merencanakan usia pendidikan hingga usia perkawinan dengan demikian harus dimulai dari sejak dini.
Melalui sosialisasi kespro tersebut semua dapat berperan mulai dari orang tua termasuk guru-guru sekolah dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dalam sosialisasi ini Badan KBPP melibatkan P2TP2A untuk mencegah kekerasan pada anak.
Sementara Kepala Sekolah SMP Yayasan Perguruan Advent Permata Ibu, Dewi Pujiastuti mengatakan perkembangan zaman sekarang ini, anak-anak perlu mendapat pendidikan kespro sejak dini.
"Dengan adanya sosialisasi seperti ini mereka mengetahui mana yang salah dan benar dalam menentukan masa depannya," ujar Pujiastuti.
Grace, orang tua siswa mengatakan sosialisasi ini sangat tepat menyasar anak-anak sekolah sejak dini. Melalui sosialisasi tersebut pihaknya mengetahui tentang perubahan-perubahan anak yang mulai tumbuh remaja.
"Kami selaku orang tua siswa mendukung kegiatan sosialisasi kesehatan reproduksi tersebut guna mengetahui perkembangan anak yang tumbuh remaja," ujarnya.
Sehingga tahu apa yang harus dilakukan dalam menjaga anak-anak yang sedang tumbuh remaja. Terlebih lagi perkembangan informasi teknologi yang dapat diakses oleh anak-anak dengan mudah dan mempengaruhi perkembangan anak.
"Sosialisasi kesehatan reproduksi menjadi bekal bagi anak-anak dalam merencanakan masa depannya," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016