Solo (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada
semua pihak untuk menyiapkan diri menyambut pemberlakuan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) dalam Silaturahmi Kepala Desa dan Perangkat Desa
se-Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Sabtu.
"Lima hari lagi kita sudah masuk tahun 2016, yang artinya akan ada persaingan sebelas negara ASEAN yang kita tidak tahu persaingannya seberat apa, karena batas negara sudab tidak ada," ujar Presiden Jokowi dihadapan sekitar 1.500 peserta.
Menurut Presiden, masih banyak yang belum sadar kalau pasar MEA sudah dibuka.
Presiden mengemukakan bahwa seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan pemberlakuan MEA pada 31 Desember 2015, karena sebenarnya negara lain justru takut negaranya akan kebanjiran produk dan tenaga kerja Indonesia (TKI).
Sejumlah pimpinan dari negara tetangga, seperti Vietnam, Laos, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia dalam berbagai kesempatan, menurut Presiden Jokowi, berkali-kali kepadanya menyatakan kekhawatira terhadap Indonesia saat dibukanya pasar MEA.
Namun, Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan juga menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat dan pengusaha yang takut akan pasar bebas di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Yang perlu saya ingatkan bahwa mereka saja takut pada kita. Kok kita ikutan takut. Jangan takut, jangan khawatir. Harus persiapkan diri, apa yang kurang dan perlu diperbaiki," ujar Presiden, yang dalam acara itu juga hadir Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.
Pemberlakuan pasar bebas kawasan ini, dikemukakan Presiden, sudah tidak bisa dicegah karena Indonesia sudah menandatanganinya 11 tahun yang lalu, mau tidak mau Indonesia harus turut serta dalam arena kompetisi MEA.
Presiden juga mengingatkan bahwa selain MEA, masih ada lagi Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnerships/TPP) dan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Uni Eropa yang akan berlaku dua tahun lagi.
"Kalau kita tidak gabung, barang ekspor kita akan dikenakan pajak 15 hingga 20 persen. Kita bisa jualan apa?" ujar Presiden Jokowi.
Seusai dari Solo, Presiden dijadwalkan akan melanjutkan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (27/12) dan kawasan Indonesia Timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Lima hari lagi kita sudah masuk tahun 2016, yang artinya akan ada persaingan sebelas negara ASEAN yang kita tidak tahu persaingannya seberat apa, karena batas negara sudab tidak ada," ujar Presiden Jokowi dihadapan sekitar 1.500 peserta.
Menurut Presiden, masih banyak yang belum sadar kalau pasar MEA sudah dibuka.
Presiden mengemukakan bahwa seharusnya masyarakat Indonesia tidak perlu takut dengan pemberlakuan MEA pada 31 Desember 2015, karena sebenarnya negara lain justru takut negaranya akan kebanjiran produk dan tenaga kerja Indonesia (TKI).
Sejumlah pimpinan dari negara tetangga, seperti Vietnam, Laos, Myanmar, Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia dalam berbagai kesempatan, menurut Presiden Jokowi, berkali-kali kepadanya menyatakan kekhawatira terhadap Indonesia saat dibukanya pasar MEA.
Namun, Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan juga menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat dan pengusaha yang takut akan pasar bebas di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Yang perlu saya ingatkan bahwa mereka saja takut pada kita. Kok kita ikutan takut. Jangan takut, jangan khawatir. Harus persiapkan diri, apa yang kurang dan perlu diperbaiki," ujar Presiden, yang dalam acara itu juga hadir Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.
Pemberlakuan pasar bebas kawasan ini, dikemukakan Presiden, sudah tidak bisa dicegah karena Indonesia sudah menandatanganinya 11 tahun yang lalu, mau tidak mau Indonesia harus turut serta dalam arena kompetisi MEA.
Presiden juga mengingatkan bahwa selain MEA, masih ada lagi Kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnerships/TPP) dan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Uni Eropa yang akan berlaku dua tahun lagi.
"Kalau kita tidak gabung, barang ekspor kita akan dikenakan pajak 15 hingga 20 persen. Kita bisa jualan apa?" ujar Presiden Jokowi.
Seusai dari Solo, Presiden dijadwalkan akan melanjutkan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (27/12) dan kawasan Indonesia Timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015