Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua DPRD Bali Gusti Bagus Alit Putra meminta para pengurus organisasi masyarakat atau ormas untuk membina anggotanya dalam beretika dan kedisiplinan.
"Kami harapkan kepada pengurus ormas agar membina dan memberikan pelatihan etika dan kedisiplinan. Penekanan pelatihan tersebut dalam upaya menjaga visi dan misi agar tidak dinodai oleh oknum anggota yang membuat kegaduhan dan intimidasi warga," katanya di Denpasar, Minggu.
Alit Putra mengatakan hal itu menyikapi peristiwa bentrok antar-ormas Laskar Bali dengan Baladika yang diawali dengan kegaduhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Kabupaten Badung pada Kamis (17/12) yang menewaskan empat orang.
Ia mengatakan anggota ormas di Bali harus memegang kuat aturan yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Semua ormas harus memahami tujuan dari pembentukan organisasi tersebut.
"Namun sering sekali oknum anggotanya tidak taat dengan aturan organisasinya. Seperti membuat keributan hingga terjadinya bentrok berdarah. Keberadaan ormas tersebut tujuannya adalah menjaga keamanan Bali. Namun kalau sudah sampai berkelahi atau bentrok antar-ormas itu, jelas melanggar aturan dan melanggar hukum," ujarnya.
Di tanya ada usulan dari netizen (media sosial) agar ormas yang melakukan tindakan beringas atau kegaduhan, Alit Putra mengatakan pihak pengurus harus bertanggung jawab terhadap anggotanya. Walau itu yang melakukan adalah oknum anggota ormas tersebut.
"Kami harapkan ormas Bali kembali kepada jati diri, yakni mengamankan Bali. Tapi justeru dengan adanya ormas malah Bali tidak aman. Ini kita sayangkan. Ini perlu dibina lagi. Mari junjung tinggi persaudaraan, termasuk juga mengamalkan falsafah `Tri Hita Karana`," ujarnya.
Menurut Alit Putra, jika falsafah "Tri Hita Karana", yakni hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan lingkungan itu dilaksanakan maka Pulau Dewata akan aman dan harmonis.
"Mari kita jaga Bali ini agar tetap aman dan damai. Jika kedua itu tidak ada maka jangan harap lagi turis akan berlibur di Bali. Mereka (wisatawan) paling takut dengan keributan. Mereka menginginkan keamanan terjamin. Bali kan sektor andalannya adalah pariwisata.
Kalau wisatawan ngak kesini, kita (masyarakat) mau kerja apa? Karena itu sekali lagi kita harapkan menjaga keamanan Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami harapkan kepada pengurus ormas agar membina dan memberikan pelatihan etika dan kedisiplinan. Penekanan pelatihan tersebut dalam upaya menjaga visi dan misi agar tidak dinodai oleh oknum anggota yang membuat kegaduhan dan intimidasi warga," katanya di Denpasar, Minggu.
Alit Putra mengatakan hal itu menyikapi peristiwa bentrok antar-ormas Laskar Bali dengan Baladika yang diawali dengan kegaduhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Kabupaten Badung pada Kamis (17/12) yang menewaskan empat orang.
Ia mengatakan anggota ormas di Bali harus memegang kuat aturan yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Semua ormas harus memahami tujuan dari pembentukan organisasi tersebut.
"Namun sering sekali oknum anggotanya tidak taat dengan aturan organisasinya. Seperti membuat keributan hingga terjadinya bentrok berdarah. Keberadaan ormas tersebut tujuannya adalah menjaga keamanan Bali. Namun kalau sudah sampai berkelahi atau bentrok antar-ormas itu, jelas melanggar aturan dan melanggar hukum," ujarnya.
Di tanya ada usulan dari netizen (media sosial) agar ormas yang melakukan tindakan beringas atau kegaduhan, Alit Putra mengatakan pihak pengurus harus bertanggung jawab terhadap anggotanya. Walau itu yang melakukan adalah oknum anggota ormas tersebut.
"Kami harapkan ormas Bali kembali kepada jati diri, yakni mengamankan Bali. Tapi justeru dengan adanya ormas malah Bali tidak aman. Ini kita sayangkan. Ini perlu dibina lagi. Mari junjung tinggi persaudaraan, termasuk juga mengamalkan falsafah `Tri Hita Karana`," ujarnya.
Menurut Alit Putra, jika falsafah "Tri Hita Karana", yakni hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan lingkungan itu dilaksanakan maka Pulau Dewata akan aman dan harmonis.
"Mari kita jaga Bali ini agar tetap aman dan damai. Jika kedua itu tidak ada maka jangan harap lagi turis akan berlibur di Bali. Mereka (wisatawan) paling takut dengan keributan. Mereka menginginkan keamanan terjamin. Bali kan sektor andalannya adalah pariwisata.
Kalau wisatawan ngak kesini, kita (masyarakat) mau kerja apa? Karena itu sekali lagi kita harapkan menjaga keamanan Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015