Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli,
mengatakan, visi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam mewujudkan
Indonesia sebagai poros maritim dunia pada setahun pemerintahannya,
sudah mulai terlihat.
"Langkah menuju pembangunan poros tersebut akan terus digalakkan. Dalam lima tahun kedepan, Indonesia sudah bisa kembali ke jati dirinya sebagai negara maritim," kata Rizal saat membuka seminar bertema Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sudah mulai ada kesadaran yang luas pada masyarakat Indonesia bahwa guna mengembangkan budaya maritim. "Membangun budaya maritim ini sangat penting sebagai langkah awal membangun poros maritim," kata Rizal.
Seminar itu diadakan TNI Angkatan Laut. Hadir pada seminar tersebut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Ade Supandi, Panglima TNI diwakili Kasum TNI Didit Herdiawan, mantan Kasal Marsetio, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi dan para peserta seminar yang sebagian besar dari TNI AL.
Rizal mengemukakan ada lima pilar utama membangun poros maritim. Kelima pilar tersebut sudah mulai berjalan dan sudah kelihatan dalam satu tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Pertama, kata dia, masalah membangun budaya maritim. Budaya maritim adalah menyadarkan masyarakat Indonesia untuk kembali semboyan masa lalu yaitu di laut kita jaya dan nenek moyang kita adalah orang pelaut.
"Dengan membangkitkan kesadaran dan semangat tersebut akan menjadi pondasi pembangunan poros maritim, baik di kawasan Indonesia sendiri maupun untuk kawasan dunia," ujarnya.
Kedua, membangun sumber daya laut lewat industri pelayaran dengan nelayan sebagai pilar. Dalam pilar kedua ini, pemerintah akan membeli 5.000 kapal sedang selama lima tahun mendatang. Kemudian pemerintah melakukan berbagai upaya pencurian akan hasil laut ditindak.
"Dalam satu tahun terakhir sudah ada shock therapy berupa penenggelaman kapal-kapal ilegal yang menangkap ikan," tuturnya.
Ketiga, pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar pulau. Satu tahun terakhir, Jokowi-JK sudah berhasil membangun berbagai infrastruktur yang mempercepat konektivitas. "Konektivitas akan bisa dilakukan manakala pemerintah provinsi menghilangkan gap dengan provinsi yang lain," tuturnya.
Keempat, diplomasi maritim digalakkan dan ditingkatkan. Satu tahun terakhir ini semua pihak sudah menjalankan tugas masing-masing dalam peningkatan diplomasi tersebut. "Saya salut dengan TNI AL yang gencar dan cepat menjalankan fungsi itu. Buktinya berbagai event digelar dengan menghadirkan berbagai kekuatan TNI AL di dunia," tuturnya.
Kelima, memperkuat pertahanan maritim, dengan dengan memperkuat kekuatan TNI AL, baik alutsistanya maupun personelnya agar TNI AL menjadi kekuatan terbesar di Asia Tenggara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Langkah menuju pembangunan poros tersebut akan terus digalakkan. Dalam lima tahun kedepan, Indonesia sudah bisa kembali ke jati dirinya sebagai negara maritim," kata Rizal saat membuka seminar bertema Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sudah mulai ada kesadaran yang luas pada masyarakat Indonesia bahwa guna mengembangkan budaya maritim. "Membangun budaya maritim ini sangat penting sebagai langkah awal membangun poros maritim," kata Rizal.
Seminar itu diadakan TNI Angkatan Laut. Hadir pada seminar tersebut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Ade Supandi, Panglima TNI diwakili Kasum TNI Didit Herdiawan, mantan Kasal Marsetio, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi dan para peserta seminar yang sebagian besar dari TNI AL.
Rizal mengemukakan ada lima pilar utama membangun poros maritim. Kelima pilar tersebut sudah mulai berjalan dan sudah kelihatan dalam satu tahun pemerintahan Jokowi-JK.
Pertama, kata dia, masalah membangun budaya maritim. Budaya maritim adalah menyadarkan masyarakat Indonesia untuk kembali semboyan masa lalu yaitu di laut kita jaya dan nenek moyang kita adalah orang pelaut.
"Dengan membangkitkan kesadaran dan semangat tersebut akan menjadi pondasi pembangunan poros maritim, baik di kawasan Indonesia sendiri maupun untuk kawasan dunia," ujarnya.
Kedua, membangun sumber daya laut lewat industri pelayaran dengan nelayan sebagai pilar. Dalam pilar kedua ini, pemerintah akan membeli 5.000 kapal sedang selama lima tahun mendatang. Kemudian pemerintah melakukan berbagai upaya pencurian akan hasil laut ditindak.
"Dalam satu tahun terakhir sudah ada shock therapy berupa penenggelaman kapal-kapal ilegal yang menangkap ikan," tuturnya.
Ketiga, pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar pulau. Satu tahun terakhir, Jokowi-JK sudah berhasil membangun berbagai infrastruktur yang mempercepat konektivitas. "Konektivitas akan bisa dilakukan manakala pemerintah provinsi menghilangkan gap dengan provinsi yang lain," tuturnya.
Keempat, diplomasi maritim digalakkan dan ditingkatkan. Satu tahun terakhir ini semua pihak sudah menjalankan tugas masing-masing dalam peningkatan diplomasi tersebut. "Saya salut dengan TNI AL yang gencar dan cepat menjalankan fungsi itu. Buktinya berbagai event digelar dengan menghadirkan berbagai kekuatan TNI AL di dunia," tuturnya.
Kelima, memperkuat pertahanan maritim, dengan dengan memperkuat kekuatan TNI AL, baik alutsistanya maupun personelnya agar TNI AL menjadi kekuatan terbesar di Asia Tenggara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015