Denpasar (Antara Bali) - Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Setyo Sularso meminta prajurit dan masyarakat meneladani nilai-nilai perjuangan pahlawan nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam memaknai Hari Juang Kartika 2015.
"Jenderal Soedirman memberikan contoh yang tidak mengenal menyerah," katanya usai memimpin upacara Hari Juang Kartika di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, di era globalisasi saat ini, jiwa pantang menyerah yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman patut diimplementasikan khususnya bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.
Jenderal dengan bintang dua itu menceritakan bahwa pada 15 Desember 1945 merupakan tonggak sejarah perjuangan TNI bersama rakyat yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Ketika itu, Pasukan Tentara Keamanan Rakyat dibawah pimpinan Jenderal Soedirman yang kala itu masih kolonel sebagai Komandan Divisi V Banyumas berjuang bersama rakyat mengusir tentara sekutu keluar dari Ambarawa, Jawa Tengah.
Dengan persenjataan sederhana, namun dengan keberanian dan pantang menyerah, para pejuang itu mampu menghadapi pertempuran sengit dengan hasil yang gemilang.
Semangat juang itu, kata dia, juga diharapkan menjadi teladan bagi para prajurit TNI dalam menjalankan tugas negara.
Bahkan, Jenderal Soedirman yang kala itu tengah sakit pada separuh paru-parunya, menolak untuk berobat dan tetap memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda.
"Kalau saja dia berobat, maka sejarah akan berbicara lain," ucapnya.
Sementara itu dalam pelaksanaan upacara Hari Juang Kartika digelar demonstrasi bela diri militer Yongmodo, drumband dari Universitas Udayana, pameran alat utama sistem persenjataan dan parade defile di tengah hujan deras yang mengguyur Denpasar.
Sedangkan aksi terjun payung yang sedianya digelar pada peringatan itu, batal dilakukan karena cuaca buruk. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jenderal Soedirman memberikan contoh yang tidak mengenal menyerah," katanya usai memimpin upacara Hari Juang Kartika di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, di era globalisasi saat ini, jiwa pantang menyerah yang dimiliki oleh Jenderal Soedirman patut diimplementasikan khususnya bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.
Jenderal dengan bintang dua itu menceritakan bahwa pada 15 Desember 1945 merupakan tonggak sejarah perjuangan TNI bersama rakyat yang dipimpin Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Ketika itu, Pasukan Tentara Keamanan Rakyat dibawah pimpinan Jenderal Soedirman yang kala itu masih kolonel sebagai Komandan Divisi V Banyumas berjuang bersama rakyat mengusir tentara sekutu keluar dari Ambarawa, Jawa Tengah.
Dengan persenjataan sederhana, namun dengan keberanian dan pantang menyerah, para pejuang itu mampu menghadapi pertempuran sengit dengan hasil yang gemilang.
Semangat juang itu, kata dia, juga diharapkan menjadi teladan bagi para prajurit TNI dalam menjalankan tugas negara.
Bahkan, Jenderal Soedirman yang kala itu tengah sakit pada separuh paru-parunya, menolak untuk berobat dan tetap memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda.
"Kalau saja dia berobat, maka sejarah akan berbicara lain," ucapnya.
Sementara itu dalam pelaksanaan upacara Hari Juang Kartika digelar demonstrasi bela diri militer Yongmodo, drumband dari Universitas Udayana, pameran alat utama sistem persenjataan dan parade defile di tengah hujan deras yang mengguyur Denpasar.
Sedangkan aksi terjun payung yang sedianya digelar pada peringatan itu, batal dilakukan karena cuaca buruk. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015