Gili Trawangan (Antara Bali) - Bank Indonesia mendorong peningkatan penggunaan transaksi non-tunai sebagai salah satu upaya menggalakkan program mengurangi metode pembayaran tunai di masyarakat atau "Less Cash Society".
"Transaksi dengan nilai besar hendaknya dilakukan secara non-tunai sehingga lebih cepat dan aman," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati pada pelatihan wartawan ekonomi bisnis Bali dan Nusa Tenggara di Gili Trawangan, NTB, Sabtu.
Dia mengharapkan transaksi non-tunai juga terjadi pada transaksi dengan nomimal tidak besar, seperti pembayaran harian atau transaksi di pusat perbelanjaan.
Di Bali misalnya, katanya, bank sentral itu mengajak perbankan yang mencetak uang elektronik, mengadakan pekan non-tunai pada gerai kuliner di salah satu pasar swalayan di Denpasar.
Perbankan nasional yang telah memiliki kartu non-tunai itu, yakni Bank Mandiri dengan uang elektronik "e-money", BNI dengan "tap cash", BRI dengan "brizzi", BCA dengan "flazz", dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dengan "e-money" BPD Bali.
BI juga mendorong penggunaan transaksi non-tunai pada transaksi dengan nilai nominal besar dengan menggunakan kliring atau RTGS (jasa transfer uang valuta rupiah antarbank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time).
Total kliring di Bali, NTB, dan NTT sepanjang 2015 mencapai Rp46,3 triliun dengan total nominal per hari mencapai Rp661 miliar, sedangan total transaksi RTGS dari dan ke perbankan mencapai Rp202,9 triliun dan Rp168,2 triliun.
"Kami dan perbankan terus mendukung untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat melalui instrumen sistem pembayaran, seperti kliring dan RTGS yang lebih aman, andal, dan cepat," ucapnya.
Terkait dengan transaksi tunai sepanjang 2015 di tiga provinsi itu, BI mencatat masih pada posisi "net outflow" yang mencapai Rp166,5 miliar.
Penyediaan kebutuhan uang dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, dan kondisi uang yang layak edar, BI berupaya melalui kegiatan kas keliling ke daerah yang jauh dari akses perbankan dan wilayah terpencil serta kas titipan bekerja sama dengan perbankan. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Transaksi dengan nilai besar hendaknya dilakukan secara non-tunai sehingga lebih cepat dan aman," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati pada pelatihan wartawan ekonomi bisnis Bali dan Nusa Tenggara di Gili Trawangan, NTB, Sabtu.
Dia mengharapkan transaksi non-tunai juga terjadi pada transaksi dengan nomimal tidak besar, seperti pembayaran harian atau transaksi di pusat perbelanjaan.
Di Bali misalnya, katanya, bank sentral itu mengajak perbankan yang mencetak uang elektronik, mengadakan pekan non-tunai pada gerai kuliner di salah satu pasar swalayan di Denpasar.
Perbankan nasional yang telah memiliki kartu non-tunai itu, yakni Bank Mandiri dengan uang elektronik "e-money", BNI dengan "tap cash", BRI dengan "brizzi", BCA dengan "flazz", dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali dengan "e-money" BPD Bali.
BI juga mendorong penggunaan transaksi non-tunai pada transaksi dengan nilai nominal besar dengan menggunakan kliring atau RTGS (jasa transfer uang valuta rupiah antarbank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang berbeda secara real time).
Total kliring di Bali, NTB, dan NTT sepanjang 2015 mencapai Rp46,3 triliun dengan total nominal per hari mencapai Rp661 miliar, sedangan total transaksi RTGS dari dan ke perbankan mencapai Rp202,9 triliun dan Rp168,2 triliun.
"Kami dan perbankan terus mendukung untuk memenuhi kebutuhan transaksi masyarakat melalui instrumen sistem pembayaran, seperti kliring dan RTGS yang lebih aman, andal, dan cepat," ucapnya.
Terkait dengan transaksi tunai sepanjang 2015 di tiga provinsi itu, BI mencatat masih pada posisi "net outflow" yang mencapai Rp166,5 miliar.
Penyediaan kebutuhan uang dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, dan kondisi uang yang layak edar, BI berupaya melalui kegiatan kas keliling ke daerah yang jauh dari akses perbankan dan wilayah terpencil serta kas titipan bekerja sama dengan perbankan. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015