Denpasar (Antara Bali) - Tingkat inflasi di Propinsi Bali selama November 2015 tercatat sebesar 0,38 persen atau lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang mencapai 0,21 persen.

"Inflasi Bali tersebut disumbangkan dari inflasi Kota Denpasar 0,40 persen dan inflasi Kota Singaraja 0,32 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, inflasi Kota Denpasar sebesar 0,40 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,46. Tingkat inflasi tahun kelender yakni November 2015 terhadap Desember 2014 sebesar 1,73 persen.

Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun yakni November 2015 terhadap November 2014 sebesar 3,76 persen. Inflasi tersebut terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,39 persen dan kelompok kesehatan 0,89 persen.

Selain itu juga meningkatnya kelompok sandang sebesar 0,19 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.

Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,05 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Panasunan Siregar menambahkan, komponen inti pada bulan Novewmber 2015 mengalami inflasi sebesar 0,10 persen,, komponen harga diatur pemerintah (administrasi) inflasi 0,04 persen serta komponen bergejolak inflasi 0,26 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain daging ayam ras, sawi hijau, buncis, bawang merah, shampo dan tarif angkutan udara.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit, cabai merah, beras, telur ayam ras, sumangka, ikan tongkol dan celana panjang katun.

Dari 82 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, tercatat 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 2,35 persen dan terendah di Ternate 0,02 persen.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dan terendah di Manado 0,01 persen. Jika diurut dari inflasi tertinggi, maka Kota Denpasar menempati urutan ke-25 dari 69 kota yang mengalami inflasi, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015