Singaraja (Antara Bali) - Kepolisian Resor (Polres) Buleleng, Bali mendalami kasus perkosaan siswi SMP berinisial KMDA (14) oleh PKAK (17) seorang siswa kelas 11 SMA asal Desa Pemuteran.

"Perkosaan dilakukan di rumah pelaku di wilayah Kecamatan Gerokgak pada (22/11) lalu sekitar pukul 11.00 Wita," kata Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri di Singaraja, Jumat.

Ia menjelaskan, saat ini penanganan kasus tersebut masih dalam proses. "Pelaku sudah didapatkan dan barang bukti ada tinggal kita pemberkasan saja, setelah pemberkasan kita kirim ke kejaksaan. Setelah dikirim tinggal menunggu ada koreksi atau tidak," ujar dia.

Kapolres AKBP Harry Haryadi Badjuri menambahkan, sebelumnya KMDA diperkosa saat ingin menyelesaikan perselisihan dengan PKAK. "Ketika itu pelaku meminta korban melalui telepon seluler datang ke rumahnya untuk menyelesaikan perselisihan antara keduanya," kata dia.

Dikatakan, sesaat setelah korban sampai di rumahnya, tersangka langsung menarik tangan korban dan mengangkat tubuhnya dan membawa korban dengan paksa ke dalam tempat tidurnya.

"Sesampainya di dalam kamar, pelaku membanting korban di atas ranjangnya. Tangan korban kemudian diikat menggunakan kacu pramuka dan mulutnya disumpal dengan kaos dalam," kata dia.

Di sisi lain, kasus asusila yang dilaporkan ke Polres Buleleng intensitasnya sangat tinggi dan selama Januari sampai November ini, sedikitnya ada 95 kasus kekerasan pada anak yang dilaporkan.

"Ini sudah sampai taraf memprihatinkan, dalam tempo dua bulan saya menjabat di sini saja sudah empat kasus, itu yang ketahuan. Saya meyakini yang tidak ketahuan ada lebih banyak lagi. Bagaimana peran serta masyarakat di sini. Tentunya kami akan bertindak kalau ada laporan," katanya.

Ia mengharapkan peran orangtua dan sekolah dalam mengawasi para generasi muda. Ada tiga waktu dominan anak-anak maupun remaja dalam kesehariannya. Menurutnya yang pertama waktu di rumah, kedua di sekolah dan ketiga di masyarakat.

"Kalau orangtua pengawasannya ketat, kemudian sekolah juga mendidik dengan benar terutama budi pekerti, ini sudah menjadi modal besar, sisanya yang di masyarakat bisa kita tekan," tandasnya. (NWD)

Pewarta: Pewarta: Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015