Singaraja (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bali tumbuh sebesar 7,14 persen menjadi Rp68,9 triliun pada triwulan ketiga tahun 2015.

"Secara umum, perbankan di wilayah Bali menunjukkan kinerja positif. Fungsi intermediasi perbankan dapat berjalan dengan baik," kata Kepala OJK Bali Zulmi, dalam seminar peningkatan pemahaman terhadap data dan informasi perbankan di Desa Pancasari Bedugul, Kabupaten Buleleng, Sabtu.

Menurut dia, pencatatan itu dilakukan pada periode 31 Desember 2014 hingga September 2015 atau selama sembilan bulan.

Pada periode itu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mencatatkan persentase penyaluran kredit paling besar yakni sebesar 12,1 persen atau per September 2015 ini mencapai Rp14,2 triliun.

Bank umum milik negara (BUMN) juga mengalami pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 4,6 persen dengan nominal yang lebih besar dibandingkan BPD Bali yang besar mencapai Rp24,5 triliun.

Sedangkan penyaluran kredit dari BPR di Bali naik 11,6 persen jika dibandingkan periode Desember 2014 yang mencapai Rp7,1 triliun.

"Pertumbuhannya lebih tinggi dari nasional untuk BPR," kata Zulmi.

Penyaluran kredit tersebut hingga triwulan ketiga 2015 didominasi kredit produktif sebesar 62,6 persen yang terdiri dari kredit modal kerja dan investasi.

"Dari total penyaluran kredit perbankan di Bali sebesar 43,3 persen tergolong kredit produktif UMKM yang tumbuh 10,6 persen," ucap Zulmi.

Meski demikian, sebagian besar penyaluran kredit itu masih didominasi di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung.

Selain karena sebagian bank tersebut beroperasi di dua wilayah itu yakni cabang pembantu dan pelaporannya oleh kantor cabang utama, tingginya penyaluran kredit di dua wilayah itu juga karena pusat ekonomi Bali berada di dua daerah tersebut. (DWA)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015