Amlapura (Antara Bali) - Praktisi kebudayaan, I Nyoman Suka Ardiyasa berharap Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali serius mengelola objek wisata Bukit Asah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di daerah itu.
"Objek wisata Bukit Asah yang terletak di Desa Bugbug Karangasem belakangan ini menjadi primadona bagi remaja dan masyarakat Pulau Dewata," kata Suka Ardiyasa, Minggu.
Menurut dia, objek wisata yang berjarak sekitar 53 kilometer dari Denpasar itu perlu mendapatkan perhatian menyangkut jalan karena dalam kondisi rusak dan berdebu.
Selain itu, Pemkab mesti menyediakan peringatan keamanan bagi pengunjung mengingat objek wisata itu terletak di atas bukit yang curam.
"Selain itu yang tidak kalah penting masalah sampah masih berserakan di beberapa tempat akibat kurangnya kesadaran pengunjung," kata dia.
Ia berpendapat, jika tertata dengan baik, Bukit Asah diyakini dipadati pengunjung, terlebih dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat keindahan alam tereksplorasi dengan cepat di berbagai jejaring sosial.
Lebih lanjut, kata dia, dilihat dari katanya, Bukit Asah memiliki arti bukit yang datar hal ini nampak jelas terlihat dari geografisnya yang sebagian dari bukit ini merupakan dataran yang indah.
"Sejak dahulu bukit ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berladang jagung, semangka dan kacang-kacangan sambil memelihara sapi di musim hujan," kata dia.
Suka menjelaskan, konon menurut cerita tetua di daerah itu, pada awalnya tempat tersebut tidak banyak dikenal, namun semenjak datangnya "Gabriella", seorang wisatawan asing yang tidak jelas diceritakan, mulai dilirik untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Selain keindahan alam, juga terdapat gugusan Pura, salah satu bernama Pura Panggihan, tempat berstana Ida Ratu Gede Panggihan. "Di ujung Timur bukit, terdapat pula dua buah Palinggih yaitu `Pengayengan` ke Gunung Rinjani dan dan yang satunya merupakan palinggih `Pengayengan` Pura Panggihan," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Objek wisata Bukit Asah yang terletak di Desa Bugbug Karangasem belakangan ini menjadi primadona bagi remaja dan masyarakat Pulau Dewata," kata Suka Ardiyasa, Minggu.
Menurut dia, objek wisata yang berjarak sekitar 53 kilometer dari Denpasar itu perlu mendapatkan perhatian menyangkut jalan karena dalam kondisi rusak dan berdebu.
Selain itu, Pemkab mesti menyediakan peringatan keamanan bagi pengunjung mengingat objek wisata itu terletak di atas bukit yang curam.
"Selain itu yang tidak kalah penting masalah sampah masih berserakan di beberapa tempat akibat kurangnya kesadaran pengunjung," kata dia.
Ia berpendapat, jika tertata dengan baik, Bukit Asah diyakini dipadati pengunjung, terlebih dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat keindahan alam tereksplorasi dengan cepat di berbagai jejaring sosial.
Lebih lanjut, kata dia, dilihat dari katanya, Bukit Asah memiliki arti bukit yang datar hal ini nampak jelas terlihat dari geografisnya yang sebagian dari bukit ini merupakan dataran yang indah.
"Sejak dahulu bukit ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berladang jagung, semangka dan kacang-kacangan sambil memelihara sapi di musim hujan," kata dia.
Suka menjelaskan, konon menurut cerita tetua di daerah itu, pada awalnya tempat tersebut tidak banyak dikenal, namun semenjak datangnya "Gabriella", seorang wisatawan asing yang tidak jelas diceritakan, mulai dilirik untuk dikembangkan menjadi objek wisata.
Selain keindahan alam, juga terdapat gugusan Pura, salah satu bernama Pura Panggihan, tempat berstana Ida Ratu Gede Panggihan. "Di ujung Timur bukit, terdapat pula dua buah Palinggih yaitu `Pengayengan` ke Gunung Rinjani dan dan yang satunya merupakan palinggih `Pengayengan` Pura Panggihan," kata dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015