Singaraja (Antara Bali) - Kalangan petani di Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng, Bali resah karena debit air Danau Buyan di daerah itu menurun drastis akibat kekeringan yang berkepanjangan.

"Akibat kekeringan tersebut banyak lahan petani kekurangan air sehingga menurunkan hasil panen secara umum," kata Gede Lantur di desa setempat, Sabtu.

Ia menjelaskan, selama ini, puluhan petani yang tinggal di pinggir danau itu mengandalkan air danau untuk mengairi lahan pertanian seperti stroberi, kentang dan sayur mayur.

Bahkan, kata dia, setiap minggu danau terbesar di Bali utara itu mengalami penurunan debit air danau mencapai 30 centimeter. "Akibatnya perlahan tapi pasti dimulai dari pinggiran danau, air mulai mengering berubah menjadi daratan lumpur," katanya.

Ia berpendapat, penurunan debit air danau praktis membuat warga berharap musim penghujan segera turun. "Kami berharap segera turun hujan, sehingga debit air danau meningkat," papar dia.

Lantur menambahkan, penurunan debit air danau tahun ini dinilai paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Turunnya air danau ini sejak dimulainya musim kemarau, ini sudah terjadi tiga bulan terakhir," kata dia.

Ia memaparkan, situasi penurunan debit air biasanya terjadi sepuluh tahun sekali. Apabila air danau dalam kondisi penuh, banyak tanaman enceng gondok muncul menyebar. "Terakhir enceng gondok telah dibersihkan pemerintah bersama masyarakat," imbuhnya.

Ia menambahkan, warga menyadari fungsi air danau Buyan sangat vital, sehingga perlu perhatian khusus menjaga ketersediaan ekosistem air danau di kawasan konservasi.

Danau Buyan merupakan salah satu lokasi penampung dan penghasil air di luar Danau Tamblingan, Danau Beratan, dan Danau Batur. Kabupaten Buleleng yang "Nyegara Gunung", dengan keberadaan pegunungan dan pesisir pantainya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015