Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Bali didorong oleh DPRD provinsi setempat agar dapat mengembangkan industri pakan ternak sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Untuk menjadikan petani itu sejahtera, paling tidak setiap petani harus memilihara enam ekor sapi. Tetapi tentu harus dibarengi upaya penyediaan pakannya," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Nyoman Sugawa Korry dalam rapat gabungan pembahasan RAPBD Bali 2016, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya mengapresiasi program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang telah digulirkan Pemprov Bali sejak 2009 hingga saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Tetapi harus ada kebijakan lanjutan dari Simantri. Oleh karena itu, saya mendorong Perusda untuk memproduksi pakan ternak," ucapnya.
Terkait dengan usulan tersebut, Sugawa mengatakan pemerintah harus berani memberikan subsidi kepada Perusda Bali. "Dengan demikian, program Simantri, ada keberlanjutannya sehingga ujung-ujungnya bisa berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Sugawa Korry.
Terlebih, lanjut dia, program Simantri sebagai salah satu program unggulan Pemprov Bali sudah selaras dengan program pembangunan nasional, khususya pada sektor ketahanan pangan.
Di sisi lain, politisi dari Partai Golkar itu melihat potensi pengembangan sapi Bali cukup tinggi dan pasarnya pun potensial untuk dijual keluar pulau. Saat ini, dari sekitar lebih dari 600 ribu ekor sapi, yang dijual keluar Pulau Bali baru sekitar 50 ribu ekor dalam setahun.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan setuju dengan usulan pengembangan industri pakan ternak itu.
"Saya setuju, tetapi harus disurvei dulu daerah yang paling dekat dengan peternakan sapi. Menurut saya di Kabupaten Bangli juga cocok untuk dikembangkan karena di sana rata-rata daerahnya hijau sepanjang tahun," ucapnya.
Pastika mengajak untuk merumuskan rencana tersebut secara lebih terinci karena selama ini petani jika hanya memelihara dua sapi disebut-sebut belum bisa dikatakan sejahtera. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Untuk menjadikan petani itu sejahtera, paling tidak setiap petani harus memilihara enam ekor sapi. Tetapi tentu harus dibarengi upaya penyediaan pakannya," kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Nyoman Sugawa Korry dalam rapat gabungan pembahasan RAPBD Bali 2016, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya mengapresiasi program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang telah digulirkan Pemprov Bali sejak 2009 hingga saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Tetapi harus ada kebijakan lanjutan dari Simantri. Oleh karena itu, saya mendorong Perusda untuk memproduksi pakan ternak," ucapnya.
Terkait dengan usulan tersebut, Sugawa mengatakan pemerintah harus berani memberikan subsidi kepada Perusda Bali. "Dengan demikian, program Simantri, ada keberlanjutannya sehingga ujung-ujungnya bisa berdaya guna dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Sugawa Korry.
Terlebih, lanjut dia, program Simantri sebagai salah satu program unggulan Pemprov Bali sudah selaras dengan program pembangunan nasional, khususya pada sektor ketahanan pangan.
Di sisi lain, politisi dari Partai Golkar itu melihat potensi pengembangan sapi Bali cukup tinggi dan pasarnya pun potensial untuk dijual keluar pulau. Saat ini, dari sekitar lebih dari 600 ribu ekor sapi, yang dijual keluar Pulau Bali baru sekitar 50 ribu ekor dalam setahun.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan setuju dengan usulan pengembangan industri pakan ternak itu.
"Saya setuju, tetapi harus disurvei dulu daerah yang paling dekat dengan peternakan sapi. Menurut saya di Kabupaten Bangli juga cocok untuk dikembangkan karena di sana rata-rata daerahnya hijau sepanjang tahun," ucapnya.
Pastika mengajak untuk merumuskan rencana tersebut secara lebih terinci karena selama ini petani jika hanya memelihara dua sapi disebut-sebut belum bisa dikatakan sejahtera. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015