Singaraja  (Antara Bali) - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan harga komoditas cengkeh kering di daerah itu mulai stabil di kisaran harga Rp90.000 per kilogram.

"Sebelumnya harga cengkeh fluktuatif dan sempat menyentuh angka Rp75.000 per kilogram," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Buleleng, Ni Made Arnike di Singaraja, Selasa.

Manurut dia, pihaknya memperkirakan stabilnya harga cengkeh dipengaruhi lancarnya distribusi dari petani ke pengepul, apalagi, saat ini dalam masa panen raya.

"Kami amati belum ada pergerakan dari angka Rp90.000 dan diharapkan mekanisme pasar tidak terlalu berpengaruh terhadap harga cengkeh di Bali utara," kata dia.

Arnike menambahkan, selama ini pihaknya tidak dapat mengontrol harga cengkeh di pasaran karena masalah harga sesuai dengan yang beredar di pasaran komoditas rempah rempah.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Bali mencatat, Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan komoditas cengkeh, hal ini dapat dilihat dari 15.579 hektare luas perkebunan cengkeh di Bali, sekitar 43,25 persen berada di Buleleng.

Dari luas areal 6.739 ha yang dimiliki, Kabupaten Buleleng menyumbang produksi cengkeh sebesar 2.449 ton atau sekitar 48,07% dari total produksi Bali mencapai 5.094 ton tiap tahun.

Selain itu, produktivitas petani di daerah itu mencapai 394 kilogram/Ha setiap tahunnya, digarap oleh 10.798 Kepala Keluarga (KK) dan memerlukan tenaga kerja sebanyak 505.783 orang.(APP)

Pewarta:

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015