Singaraja, (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Bali menilai Festival Buleleng "Mekorot" 2015 di Lovina, Bali melestarikan kebudayaan khas Bali Utara.

"Budaya mengadu layang layang atau `mekorot` merupakan kebudayaan asli Buleleng yang mesti dilestarikan semua pihak," kata Kadisbudpar Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa di Singaraja, Selasa.

Ia menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi penyelenggaraan FBM ke-2 tahun ini diselenggarakan dan dikoordinir Junior Chamber Indonesia (JCI).

Ia menambahkan, BMF bukan hanya ajang pelestarian kebudayaan dan warisan budaya semata, tetapi lebih kepada promosi dan pemasaran sektor kepariwisataan di Buleleng.

"Secara tidak langsung acara semacam ini dapat mempromosikan Buleleng, terlebih saat ini banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lovina," katanya.

Bukan hanya itu saja, mantan Kepala Bappeda Buleleng itu menyebutkan beberapa festival yang digelar di kabupaten paling Utara Pulau Dewata itu secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas kepariwisataan yang ada di Buleleng.

"Meningkatnya kualitas kepariwisataan menjadi senjata utama pemerintah dalam upaya bersama meningkatkan kuantitas kunjungan wisatawan ke `Bumi Panji Sakti`," katanya sembari mengatakan festival semacam juga dapat menjaga eksistensi potensi pariwisata di daerah itu.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra mengatakan, budaya "mekorot", saling adu layang layang merupakan suatu wujud dan karakter masyarakat Buleleng yang dinamis dan penuh perjuangan.

Selain itu, pihaknya berharap festival serupa dapat dilaksanakan rutin setiap tahun, dimana tahun ini sudah memasuki tahun penyelenggaraan kedua. "Kami harapkan terus dilanjutkan pada tahun tahun mendatang sebagai salah satu festival rutin di Bali Utara," katanya. (KUN)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015