Denpasar (Antara Bali) - Realisasi perdagangan luar negeri pakaian jadi (garmen) bukan rajutan buatan masyarakat Bali laris untuk memenuhi permintaan konsumen di Australia dengan menggeser pasar utama sebelumnya Amerika Serikat (AS).

"Pakaian buatan Bali dengan rancangan yang dibuat sedemikian rupa dengan mengikuti perkembangan zaman, laris mengisi pasar sesuai permintaan konsumen di Australia," kata seorang eksportir pakaian tersebut Ni Made Kusuma Dewi di Denpasar Kamis.

Perkembangan perekonomian global memang belum pulih signifikan menyebabkan pangsa pasar pakaian buatan masyarakat Pulau Dewata cepat berubah, dimana sebelumnya Singapura pembeli terbanyak kini menggeser ke Australia.

Ia mengatakan, tempo hari, rekan bisnis di negeri kawasan ASEAN itu banyak memesan pakaian buatan tangan-tangan terampil masyarakat Pulau Dewata untuk dipasarkan kembali kepada wisatawan mancanegara yang berlibur maupun singgah sementara di Singapura.

Namun sekarang mulai tergeser ke Australia terutama pakaian jadi bukan rajutan sebagai pembeli terbanyak kemudian konsumen dari Amerika Serikat sedangkan Singapura agar berkurang, mungkin akibat kondisi ekonomi dunia kurang menggembirakan, kata Dewi.

Sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, konsumen asal Australia misalnya selama Juli 2015 membeli sekitar 24,36 persen pakaian jadi bukan rajutan buatan Bali, angka yang terbanyak disusul Amerika Serikat sebanyak 18,73 persen, Singapura 6,98 persen dan sisanya ke sejumlah negara lain.

Australia mengeluarkan devisanya sebanyak 21,4 juta dolar AS selama Januari-Juli 2015 untuk membeli aneka barang kerajinan dan hasil industri kecil daerah Bali selain untuk membeli pakaian, juga perhiasan, perabotan rumah tangga dan barang rajutan.

BPS Bali juga mencatat, secara kumulatif ekspor barang asal Provinsi Bali pada periode Januari-Juli 2015 mencapai 287,7 juta dolar atau mengalami penurunan 8,08 persen jika dibandingkan dengan keadaan pada periode yang sama tahun 2014 mencapai 313 juta dolar.

Menurut pangsa pasar ekspor barang asal provinsi Bali pada tahun 2015, sebagian besar dikirim ke negara Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Australia dan Hong Kong dengan proporsi masing-masing sebesar 23,70 persen, 8,52 persen, 8,24 persen, 7,46 persen, dan 5,66 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015