Denpasar (Antara Bali) - Pakar keamanan dunia maya (cyber), Mikko Hypponen warga negara Firlandia, menilai Indonesia perlu merevolusi keamanan internet khususnya di bidang "cyber" karena ancaman kejahatan "online" di Indonesia mulai marak terjadi.
"Indonesia harus mulai memerangi kejahatan dunia maya (cyber) karena akan mengancam masa depan dunia internet di Indonesia apabila tidak diantisipasi segera," ujar Mikko, pendiri perusahaan anti virus F-Secure, di Legian, Kuta, Bali, Selasa.
Menurut dia, Indonesia yang memiliki populasi masyarakat yang cukup tinggi untuk pengguna internet perlu menyiapkan keamanan "cyber"nya secara serius.
"Kita tidak bisa membatasi internet dan konektivitas yang memberikan banyak keuntungan dari sisi bisnis, hiburan dan komunikasi sehingga harus ada upaya riil dalam mencegah kejahatan dunia maya itu," ujarnya.
Ia menilai peringatan dan ancaman kejahatan dunia maya di Indonesia sudah mulai merajalela sehingga harus segera melakukan gerakan `revolusioner` untuk mencegah kejahatan "cyber" merugikan bangsa dan masyarakat.
Hal senada diungkapkan Ketua ID-SIRTII/CC, Rudi Lumanto mengakui Tahun 2014 Indonesia mendapat peringkat pertama untuk kasus terjangkitnya virus "malware" untuk komputer (PC) yang sengaja ditanamkan pihak yang memiliki tujuan tidak baik.
"Apabila ini dibiarkan, maka Tahun 2016 hampir lima juta komputer terjangkit malware di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data ID-SIRTII/CC, kasus "malware" sudah menjangkit 50 ribu komputer per bulan yang tercatat mencapai 60 persen untuk aksi "hacking" yang dilakukan oknum "hacker" dalam negeri.
"Diduga aksi itu dibantu oleh `malware` yang telah tersebar luas di jutaan komputer yang berada di Indonesia," ujarnya.
Hal itu, berpotensi menjadi "tsunami" kejahatan dunia maya apabila didiamkan sehingga perlu melakukan revolusi "cyber" untuk menutupi celah-celah yang bolong dari sistem jaringan (web) milik pemerintah dan industri penting di Tanah Air.
Revolusi "cyber" dapat dilakukan dengan gerakan masif dan serentak yang melibatkan semua pihak terkait dan mengoptimalkan potensi bangsa.
"Salah satu upaya yang mudah dijalankan adalah setiap kementerian menyediakan bujet khusus untuk menggelar lomba yang mengoptimalkan potensi hacker dari kalangan anak muda," ujarnya.
Para "hacker" muda itu diminta memeriksa kelemahan sistem dan jaringan data milik kementerian sekaligus memberikan laporan secara berkala dan saran mitigasinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Indonesia harus mulai memerangi kejahatan dunia maya (cyber) karena akan mengancam masa depan dunia internet di Indonesia apabila tidak diantisipasi segera," ujar Mikko, pendiri perusahaan anti virus F-Secure, di Legian, Kuta, Bali, Selasa.
Menurut dia, Indonesia yang memiliki populasi masyarakat yang cukup tinggi untuk pengguna internet perlu menyiapkan keamanan "cyber"nya secara serius.
"Kita tidak bisa membatasi internet dan konektivitas yang memberikan banyak keuntungan dari sisi bisnis, hiburan dan komunikasi sehingga harus ada upaya riil dalam mencegah kejahatan dunia maya itu," ujarnya.
Ia menilai peringatan dan ancaman kejahatan dunia maya di Indonesia sudah mulai merajalela sehingga harus segera melakukan gerakan `revolusioner` untuk mencegah kejahatan "cyber" merugikan bangsa dan masyarakat.
Hal senada diungkapkan Ketua ID-SIRTII/CC, Rudi Lumanto mengakui Tahun 2014 Indonesia mendapat peringkat pertama untuk kasus terjangkitnya virus "malware" untuk komputer (PC) yang sengaja ditanamkan pihak yang memiliki tujuan tidak baik.
"Apabila ini dibiarkan, maka Tahun 2016 hampir lima juta komputer terjangkit malware di Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan data ID-SIRTII/CC, kasus "malware" sudah menjangkit 50 ribu komputer per bulan yang tercatat mencapai 60 persen untuk aksi "hacking" yang dilakukan oknum "hacker" dalam negeri.
"Diduga aksi itu dibantu oleh `malware` yang telah tersebar luas di jutaan komputer yang berada di Indonesia," ujarnya.
Hal itu, berpotensi menjadi "tsunami" kejahatan dunia maya apabila didiamkan sehingga perlu melakukan revolusi "cyber" untuk menutupi celah-celah yang bolong dari sistem jaringan (web) milik pemerintah dan industri penting di Tanah Air.
Revolusi "cyber" dapat dilakukan dengan gerakan masif dan serentak yang melibatkan semua pihak terkait dan mengoptimalkan potensi bangsa.
"Salah satu upaya yang mudah dijalankan adalah setiap kementerian menyediakan bujet khusus untuk menggelar lomba yang mengoptimalkan potensi hacker dari kalangan anak muda," ujarnya.
Para "hacker" muda itu diminta memeriksa kelemahan sistem dan jaringan data milik kementerian sekaligus memberikan laporan secara berkala dan saran mitigasinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015