Semarang (Antara Bali) - Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Tengah Satrio Nugroho mengatakan saat ini arsitek tidak hanya mengurusi pembangunan perumahan tetapi juga tata kota.

"Arsitek di Indonesia saat ini banyak yang terlibat dalam proyek pembangunan tata kota," kata Ketua IAI Jateng Satrio Nugroho di Semarang, Senin.

Pada proyek tata kota tersebut, kebanyakan para arsitek sengaja dilibatkan oleh Pemerintah agar proyek pembangunan berjalan lebih efisien. "Justru dengan adanya arsitek proyek pembangunan lebih efisien baik dari sisi waktu maupun biaya," katanya.

Menurut dia, pembangunan tata kota yang masih banyak dikerjakan yaitu di luar Pulau Jawa. Meski demikian, sejauh ini proyek tersebut terkendala oleh jumlah arsitek bersertifikat yang masih terbatas. "Belum lama ini saya dihubungi oleh beberapa teman dari Papua, mereka meminta bantuan beberapa arsitek dari Jawa Tengah agar terlibat dalam proyek tata kota di sana," katanya.

Mengenai kondisi tersebut, Satrio mengatakan di Jawa Tengah pun jumlah arsitek bersertifikat belum terlalu banyak. Oleh karena itu, pihaknya berupaya terus mendorong agar para arsitek melengkapi diri dengan sertifikat kemampuan. "Upaya ini sudah kami rintis sejak tiga tahun lalu, dengan demikian tidak sembarangan orang bisa melakukan profesi sebagai arsitek," katanya.

Menurut dia, dengan semakin banyaknya jumlah arsitek berkualitas dari Jawa tengah, dapat menutup kekurangan kebutuhan arsitek di luar Jawa. "Ke depan, arsitek-arsitek tersebut tentu tidak hanya menangani tata kota tetapi dilanjutkan ke kawasan-kawasan industri. Oleh karena itu, kekurangan tenaga di sana bisa menjadi peluang bagi arsitek dari Jateng," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Aris Wasita Widiastuti

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015