Denpasar (Antara Bali) - Konsumen dari Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai pembeli terbanyak daging dan ikan olahan produksi usaha industri Bali, sedangkan ikan dan udang peminat terbesarnya selain Amerika juga konsumen asal Jepang.
"Konsumen dari kedua negara itu merupakan pembeli sekaligus pengkonsumsi daging dan ikan hasil tangkapan dan olahan perusahaan industri dari Bali," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia menyebutkan, pengusaha Pulau Dewata mampu memperdagangan daging dan ikan olahan seharga satu juta dolar AS selama Juli 2015, sekitar 89,57 persen di antaranya untuk memenuhi permintaan masyarakat Amerika dan sisanya negara lainnya.
Perdagangan ekspor daging dan ikan olahan tersebut berkurang hingga 17,41 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,2 juta dolar, melorot angka perolehan devisa itu akibat krisis ekonomi global.
Panasunan Siregar menambahkan, ikan dan udang hasil tangkapan nelayan yang diperdagangkan ke pasaran ekspor selama Juli 2015, seharga enam juta dolar AS, berkurang jika dibandingkan bulan sebelumnya hanya 8,4 juta dolar.
Dari hasil perolehan devisa tersebut, sebanyak 33,46 persen diantaranya hasil pembelian konsumen Amerika Serikat dan menyusul konsumen asal Jepang, dengan menyumbang sekitar 20,30 persen dan masyarakat Hong Kong sekitar 4,98 persen.
Ada sepuluh komoditas utama dari Bali yang memasuki pasar ekspor selama ini selain kedua matadagangan itu adalah perhiasan/permata, garmen (pakaian jadi), patung berbahan baku kayu, kerajinan baja dan sebagainya.
Matadagangan nonmigas Bali memiliki masing-masing pangsa pasar, seperti perhiasan/ permata buatan pengrajin Bali terbanyak diekspor ke Singapura dan Hong Kong, perabotan rumah tangga sebagian besar ke AS dan Australia.
Konsumen AS memang paling banyak memborong aneka barang kerajinan dan hasil laut produksi Bali sehingga negeri itu merupakan pembeli terbesar yakni sehrga 68,1 juta dolar selama Januari-Juli 2015 atau 23,70 persen dari seluruh ekspor seharga 287,7 juta dolar.
Ia menyatakan, realisasi ekspor aneka kerajinan, hasil pertanian, perikanan dan matadagangan nonmigas Bali lainnya selama 2015 hingga Juli bernilai 287,7 juta dolar , melorot 8,08 persen jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 313 juta dolar AS. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Konsumen dari kedua negara itu merupakan pembeli sekaligus pengkonsumsi daging dan ikan hasil tangkapan dan olahan perusahaan industri dari Bali," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia menyebutkan, pengusaha Pulau Dewata mampu memperdagangan daging dan ikan olahan seharga satu juta dolar AS selama Juli 2015, sekitar 89,57 persen di antaranya untuk memenuhi permintaan masyarakat Amerika dan sisanya negara lainnya.
Perdagangan ekspor daging dan ikan olahan tersebut berkurang hingga 17,41 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 1,2 juta dolar, melorot angka perolehan devisa itu akibat krisis ekonomi global.
Panasunan Siregar menambahkan, ikan dan udang hasil tangkapan nelayan yang diperdagangkan ke pasaran ekspor selama Juli 2015, seharga enam juta dolar AS, berkurang jika dibandingkan bulan sebelumnya hanya 8,4 juta dolar.
Dari hasil perolehan devisa tersebut, sebanyak 33,46 persen diantaranya hasil pembelian konsumen Amerika Serikat dan menyusul konsumen asal Jepang, dengan menyumbang sekitar 20,30 persen dan masyarakat Hong Kong sekitar 4,98 persen.
Ada sepuluh komoditas utama dari Bali yang memasuki pasar ekspor selama ini selain kedua matadagangan itu adalah perhiasan/permata, garmen (pakaian jadi), patung berbahan baku kayu, kerajinan baja dan sebagainya.
Matadagangan nonmigas Bali memiliki masing-masing pangsa pasar, seperti perhiasan/ permata buatan pengrajin Bali terbanyak diekspor ke Singapura dan Hong Kong, perabotan rumah tangga sebagian besar ke AS dan Australia.
Konsumen AS memang paling banyak memborong aneka barang kerajinan dan hasil laut produksi Bali sehingga negeri itu merupakan pembeli terbesar yakni sehrga 68,1 juta dolar selama Januari-Juli 2015 atau 23,70 persen dari seluruh ekspor seharga 287,7 juta dolar.
Ia menyatakan, realisasi ekspor aneka kerajinan, hasil pertanian, perikanan dan matadagangan nonmigas Bali lainnya selama 2015 hingga Juli bernilai 287,7 juta dolar , melorot 8,08 persen jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 313 juta dolar AS. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015