Denpasar (Antara Bali) - Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali mencatat sekurangnya 856,35 hektare lahan pertanaman padi di Pulau Dewata mengalami kekeringan dengan intensitas ringan hingga berat dan bahkan gagal panen.
"Hingga akhir Agustus 2015 total lahan sawah yang gagal panen (puso) seluas 140 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Rabu.
Dari jumlah itu, mayoritas gagal panen terjadi di Kabupaten Buleleng yakni seluas 112,5 hektare dan sisanya di Kabupaten Badung (1 hektare), Karangasem (10 hektare), dan Jembrana (16,5 hektare),
Demikian juga dengan lahan sawah yang terkena dampak kekeringan dengan kategori ringan hingga berat juga terjadi di empat kabupaten tersebut.
Ia mengemukakan, untuk lahan sawah yang mengalami kekeringan dengan kategori ringan seluas 343,1 hektare, kekeringan sedang 239,75 hektare, dan kekeringan berat 133,5 hektare. Mayoritas yang kekeringan ringan hingga berat juga terjadi di Kabupaten Buleleng.
"Penyebab kekeringan itu, selain karena keterbatasan air sehingga menyebabkan debit air kecil, ada juga yang sedang dilakukan perbaikan saluran irigasi. Kekeringan kami prediksi bisa meluas lagi karena pengaruh el-nino," ucapnya.
Wisnuardhana menambahkan, untuk menyelamatkan pertanaman padi yang telah terkena kekeringan dengan intensitas ringan sampai sedang telah dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum/Pengairan dan Subak Gede di masing-masing kabupaten/kota untuk pelaksanaan sistem gilir giling atau penggelontoran irigasi.
"Penggelontoran irigasi yang dimaksud adalah peminjaman sementara irigasi dari subak yang masih terdapat air irigasi," ujarnya.
Di sisi lain, kata Wisnuardhana, langkah antisipasi dan penanggulangan yang telah dilakukan dengan pengalokasian bantuan benih dan pupuk untuk luasan 75.063 hektare (93,2 persen dari total luas sawah di Bali) melalui program upaya khusus swasembada padi, jagung, kedelai tahun 2015.
"Ada juga bantuan peralatan mesin pertanian sebanyak 681 unit, termasuk di dalamnya bantuan pompa air sebanyak 246 unit," ucapnya.
Terkait dengan efektivitas irigasi, lanjut dia, juga telah dilaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani seluas 39.396 hektare. "Kami harapkan agar dioptimalkan pelaksanaan dan pemanfaatannya oleh subak-subak penerima bantuan itu," harap Wisnuardhana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Hingga akhir Agustus 2015 total lahan sawah yang gagal panen (puso) seluas 140 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana di Denpasar, Rabu.
Dari jumlah itu, mayoritas gagal panen terjadi di Kabupaten Buleleng yakni seluas 112,5 hektare dan sisanya di Kabupaten Badung (1 hektare), Karangasem (10 hektare), dan Jembrana (16,5 hektare),
Demikian juga dengan lahan sawah yang terkena dampak kekeringan dengan kategori ringan hingga berat juga terjadi di empat kabupaten tersebut.
Ia mengemukakan, untuk lahan sawah yang mengalami kekeringan dengan kategori ringan seluas 343,1 hektare, kekeringan sedang 239,75 hektare, dan kekeringan berat 133,5 hektare. Mayoritas yang kekeringan ringan hingga berat juga terjadi di Kabupaten Buleleng.
"Penyebab kekeringan itu, selain karena keterbatasan air sehingga menyebabkan debit air kecil, ada juga yang sedang dilakukan perbaikan saluran irigasi. Kekeringan kami prediksi bisa meluas lagi karena pengaruh el-nino," ucapnya.
Wisnuardhana menambahkan, untuk menyelamatkan pertanaman padi yang telah terkena kekeringan dengan intensitas ringan sampai sedang telah dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum/Pengairan dan Subak Gede di masing-masing kabupaten/kota untuk pelaksanaan sistem gilir giling atau penggelontoran irigasi.
"Penggelontoran irigasi yang dimaksud adalah peminjaman sementara irigasi dari subak yang masih terdapat air irigasi," ujarnya.
Di sisi lain, kata Wisnuardhana, langkah antisipasi dan penanggulangan yang telah dilakukan dengan pengalokasian bantuan benih dan pupuk untuk luasan 75.063 hektare (93,2 persen dari total luas sawah di Bali) melalui program upaya khusus swasembada padi, jagung, kedelai tahun 2015.
"Ada juga bantuan peralatan mesin pertanian sebanyak 681 unit, termasuk di dalamnya bantuan pompa air sebanyak 246 unit," ucapnya.
Terkait dengan efektivitas irigasi, lanjut dia, juga telah dilaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani seluas 39.396 hektare. "Kami harapkan agar dioptimalkan pelaksanaan dan pemanfaatannya oleh subak-subak penerima bantuan itu," harap Wisnuardhana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015