Denpasar (Antara Bali) - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Bali Putu Armaya mengingatkan masyarakat Pulau Dewata untuk menjadi konsumen yang cerdas dan tidak gampang terpengaruh iklan pengobatan dan investasi bodong.

"Menurut pengamatan kami, saat ini masyarakat Bali begitu cepat terpengaruh dengan iklan, khususnya terkait pengobatan dan investasi. Akibatnya, banyak yang akhirnya mengalami kerugian hingga ratusan bahkan miliaran rupiah," kata Armaya saat menyampaikan orasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Denpasar, Minggu.

Selain itu, dia juga menyinggung maraknya pengembang di bidang properti di Bali yang "nakal".

"Kami banyak menerima pengaduan tentang pengembang nakal. Konsumen telah membayar mahal, tapi hasil bangunannya asal-asalan," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, YLKI juga menginformasikan telah terbentuknya Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di tiga wilayah yaitu Denpasar, Badung dan Karangasem.

"Kami siap menerima pengaduan dan berusaha menyelesaikan sengketa konsumen di luar peradilan," ucap Armaya.

Di sisi lai, Made Wartana, salah seorang warga yang juga tampil di ajang PB3AS, dalam orasinya berharap agar pemimpin yang terpilih pada pilkada serentak Desember mendatang lebih dekat dengan Tuhan.

Dia juga minta para pemimpin menyediakan nomor telepon yang dapat diakses oleh masyarakat agar mereka dapat menyampaikan berbagai persoalan secara langsung.

Wartana juga mengapresiasi lagu "Miskin Adalah Dosa" ciptaan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Menurut dia, miskin sangat dipengaruhi olah karakter individu. "Kalau orangnya mau berusaha, pasti bisa menjadi kaya," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015