Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali mengharapkan agar sektor pertanian di daerah itu terjaga dan tidak terpinggirkan sebagai titik utama merefleksikan kondisi ekonomi Pulau Dewata pada HUT Republik Indonesia ke-70.

"Momentum HUT ke-70 RI ini harus menjadi titik kita untuk merefleksikan kondisi ekonomi dan pembangunan di Bali ke depan karena Bali itu pertanian dan pariwisata," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, masyarakat dan penentu kebijakan di daerah itu untuk kembali ke pertanian karena sektor tersebut sejatinya menjadi utama, sedangkan sektor pariwisata merupakan pendukung pertanian.

"Harus ditekankan lagi pembentukan lahan tanaman pangan abadi yang harus direalisasikan karena pusat sudah menetapkan lahan tanaman pangan berkelanjutan agar tidak berubah fungsi," ucapnya seraya menambahkan bahwa kondisi pertanian di Bali sudah jauh berubah jika dibandingkan tahun 1970.

Dia menyangkan apabila setiap tahunnya lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan bisnis atau lahan pariwisata seperti pembangunan sejumlah vila dan perumahan yang dibangun pada lahan pertanian.

Banyaknya lahan sawah di Pulau Dewata yang beralih fungsi memengaruhi produksi beras yang saat ini masih disokong dari daerah lain seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Padahal, kata dia, komoditas beras telah menyumbang inflasi sebanyak enam kali selama tahun 2014 dan selama tiga tahun terakhir telah menyumbang 16 kali inflasi.

Sementara itu terkait sektor pariwisata yang semakin maju di Bali tidak membuat masyarakat dan semua pihak berbangga karena cetak biru penataan kawasan wisata juga perlu mendapat perhatian.

"Selain itu jangan lupa bahwa daerah lain juga berbenah dan infrasturktur pariwisata juga perlu dipikirkan seperti kemacetan di beberapa daerah wisata," katanya.

BI Bali sendiri telah melakukan sejumlah upaya guna membantu pemerintah daerah untuk kembali ke sektor pertanian di antaranya dengan memberikan pelatiahan dan bantuan kepada para petani.

Pengenalan teknologi pertanian yang hemat dan berkualitas juga diberikan termasuk sistem pertanian perkotaan atau "urban farming" yang salah satunya memberikan kemandirian kepada masyarakat memproduksi kebutuhan bahan pangan yang kerap kali mengalami lonjakan harga. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015