Amlapura (Antara Bali) - anggota DPRD Kabupaten Karangasem menolak upaya pengeboran air bawah tanah yang dilakukan oleh salah satu investor di bawah Bukit Lempuyang di Banjar/Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.
"Rencana pengeboran di bawah bukit Lempuyang ini bukan hanya akan merusak lokasi pengeboran, namun juga merusak Bali secara keseluruhan," kata salah seorang anggota DPRD Kabupaten Karangasem I Nyoman Sadra di Amlapura, Senin.
Ia meragukan upaya pengeboran di bukit itu hanya untuk kebutuhan air bawah tanah. Karena itu Pemerintah Kabupaten Karangasem mestinya memfokuskan diri pada proyek air bersih di Telaga Waja.
"Katanya sungai Telaga Waja bisa mengairi delapan kecamatan di Karangasem, kok sekarang tiba-tiba melakukan pengeboran lagi," ujarnya mempertanyakan keganjilan tersebut.
Beberapa waktu silam dia mengaku sempat datang ke lokasi tersebut bersama seorang ahli pertambangan. Diakui, tanah di sekitar Seraya Tengah hingga Amed memang diduga ada kandungan emas, termasuk Bunutan yang berada di bawah kaki bukit Lempuyang.
Karena alasan memiliki kandungan emas itu pula masyarakat di desa tersebut juga menolak upaya pengeboran yang dikatakan untuk mengambil air bawah tanah itu.
Sadra mengatakan, kandungan emas yang ada di Bunutan diyakini masyarakat Bali bahwa daerah itu merupakan "panca datu" atau penjaga Bali.
"Kalau kawasan tersebut dibor, ini akan merusak lingkungan dan yang dirusak bukan hanya wilayah tersebut, namun Bali secara keseluruhan. Apapun alasannya, pengeboran di lokasi ini harus ditolak," kata politisi asal Tenganan itu.
Sebelumnya, pada Minggu (17/10), Perbekel Bunutan I Made Suparwata mengatakan bahwa Bupati Karangasem I Wayan Geredeg sempat turun ke lokasi untuk melakukan sosialisasi kepada warga.
Bupati saat itu membantah kalau pengeboran yang dilakukan di kawasan tersebut terkait dengan eksplorasi kandungan emas yang ada di perut bumi Bunutan.
Di hadapan warga, bupati mengaku pengeboran yang dilakukan hanya untuk membuat bendungan bawah tanah. Namun, saat itu warga kecewa karena sebelum mereka sempat menyampaikan aspirasinya, Bupati Geredeg langsung meningalkan warga.
Sementara itu, warga langsung mendesak Camat Abang agar meminta investor menarik kembali alat berat yang sudah didatangkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
"Rencana pengeboran di bawah bukit Lempuyang ini bukan hanya akan merusak lokasi pengeboran, namun juga merusak Bali secara keseluruhan," kata salah seorang anggota DPRD Kabupaten Karangasem I Nyoman Sadra di Amlapura, Senin.
Ia meragukan upaya pengeboran di bukit itu hanya untuk kebutuhan air bawah tanah. Karena itu Pemerintah Kabupaten Karangasem mestinya memfokuskan diri pada proyek air bersih di Telaga Waja.
"Katanya sungai Telaga Waja bisa mengairi delapan kecamatan di Karangasem, kok sekarang tiba-tiba melakukan pengeboran lagi," ujarnya mempertanyakan keganjilan tersebut.
Beberapa waktu silam dia mengaku sempat datang ke lokasi tersebut bersama seorang ahli pertambangan. Diakui, tanah di sekitar Seraya Tengah hingga Amed memang diduga ada kandungan emas, termasuk Bunutan yang berada di bawah kaki bukit Lempuyang.
Karena alasan memiliki kandungan emas itu pula masyarakat di desa tersebut juga menolak upaya pengeboran yang dikatakan untuk mengambil air bawah tanah itu.
Sadra mengatakan, kandungan emas yang ada di Bunutan diyakini masyarakat Bali bahwa daerah itu merupakan "panca datu" atau penjaga Bali.
"Kalau kawasan tersebut dibor, ini akan merusak lingkungan dan yang dirusak bukan hanya wilayah tersebut, namun Bali secara keseluruhan. Apapun alasannya, pengeboran di lokasi ini harus ditolak," kata politisi asal Tenganan itu.
Sebelumnya, pada Minggu (17/10), Perbekel Bunutan I Made Suparwata mengatakan bahwa Bupati Karangasem I Wayan Geredeg sempat turun ke lokasi untuk melakukan sosialisasi kepada warga.
Bupati saat itu membantah kalau pengeboran yang dilakukan di kawasan tersebut terkait dengan eksplorasi kandungan emas yang ada di perut bumi Bunutan.
Di hadapan warga, bupati mengaku pengeboran yang dilakukan hanya untuk membuat bendungan bawah tanah. Namun, saat itu warga kecewa karena sebelum mereka sempat menyampaikan aspirasinya, Bupati Geredeg langsung meningalkan warga.
Sementara itu, warga langsung mendesak Camat Abang agar meminta investor menarik kembali alat berat yang sudah didatangkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010