Negara (Antara Bali) - Nelayan di Kabupaten Jembrana mengeluhkan beroperasinya kapal nelayan dari Provinsi Jawa Tengah, yang menyebabkan hasil tangkap mereka menurun.

"Nelayan dari Jawa Tengah itu menggunakan lampu yang sangat terang, serta peralatan lainnya agar ikan naik ke permukaan. Sementara kami tidak menggunakan peralatan seperti itu, sehingga hasil tangkap kami lebih sedikit dibanding mereka," kata Awaludin, salah seorang nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, saat berdialog dengan Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Nusantara setempat, Senin.

Ia mengatakan, rata-rata nelayan dari Jawa Tengah itu beroperasi di perairan yang menjadi pintu masuk ikan ke Selat Bali, sehingga nelayan lokal hanya menerima sisanya saja.

"Bagaimana ikan mau sampai ke Selat Bali, tempat kami beroperasi, kalau di pintu masuknya sudah ditangkapi," ujarnya.

Menanggapi ini, Menteri Susi mengatakan, pihaknya memang menerima permohonan dari nelayan di Jawa Tengah untuk memberikan izin bagi mereka menggunakan kapal jenis trawl, atau yang oleh nelayan Desa Pengambengan disebut perahu gardan.

Namun, ujarnya, izin tersebut membatasi wilayah tangkap mereka hanya 12 mil dari perairan Jawa Tengah, sehingga tidak dibenarkan kalau sampai masuk ke wilayah Bali.

"Saya akan berkoordinasi dengan Kapolda Bali, termasuk Angkatan Laut untuk mengusir nelayan yang masuk daerah lain. Ikan di perairan Bali, ya untuk nelayan sini," katanya.

Selain itu, ia minta Bupati Jembrana I Putu Artha yang mendampinginya, untuk bersurat kepada Gubernur Jawa Tengah, agar melarang nelayannya melaut hingga ke wilayah Bali.

Untuk meningkatkan hasil tangkap nelayan tradisional, ia mengarahkan mereka untuk menggunakan teknologi, dengan memanfaatkan Balai Penelitian Dan Observasi Laut, untuk mendeteksi posisi ikan.

Bahkan saat mendengar nelayan tidak memiliki perangkat untuk koneksi ke balai tersebut, ia mengusulkan, Pemkab Jembrana membantu dengan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

"Nelayan jangan terpaku, kalau ikan itu terus bergerak. Setiap ikan bergerak atau berkumpul itu tidak asal-asalan, tapi pasti ada sesuatu yang biasanya makanan mereka. Dengan teknologi, gerakan mereka bisa terdeteksi sehingga lebih mudah ditangkap," ujarnya.(GBI)

Pewarta: Pewarta Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015