Denpasar (Antara Bali) - Persediaan air bersih bagi masyarakat Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali, yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung dalam musim kemarau ini mulai menipis.
"Masyarakat setempat sebagian besar memiliki cubang, bak penampungan air hujan, namun sekarang dalam musim kemerau ini persediaan airnya mulai menipis," kata Camat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung I Ketut Sukla, SH, Jumat.
Ia mengatakan, kebutuhan air bersih bagi masyarakat Nusa Penida sangat tergantung dari air hujan yang ditampung masyarakat dalam cubang. Musim kemarau yang mulai melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Nusa Penida menimbulkan permasalahan sendiri bagi masyarakat yang terpisah dengan daratan Bali itu.
Kepala Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nusa Penida I Ketut Narsa menjelaskan, kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat selama ini selain dari air hujan juga bersumber dari dua mata air yakni mata air Penida dan Guyangan.
Pengelolaan mata air Penida oleh PDAM Klungkung melayani daerah pesisir, debit air baru dimanfaatkan 30 persen atau 35 liter dari kapasitas 200 liter perdetik.
"Upaya antisipasi musim kemarau dengan mengaktifkan pompa air. Untuk itu kebutuhan listrik menjadi tolak ukur dalam memenuhi kebutuhan air. Kami sudah komunikasi kepada PLN agar pompa berfungsi secara maksimal, karena produktivitas mengandalkan tenaga listrik," ujar I Ketut Narsa.
Distribusi air daerah pesisir mulai dari Desa Sakti, Toyapakeh, pesisir Ped, Kutampi Kaler, Batununggul dan Desa Suana. Sedangkan sumber mata air Guyangan merupakan pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali dibawah unit pelaksana teknis (UPT).
Spam Guyangan melayani daerah perbukitan yang mendapat jaringan pipanisasi. Kendala yang dihadapi pompa di Guyangan mengalami kerusakan, sehingga nyaris pendistribusian tersendat berbagai wilayah.
Camat Klungkung I Ketut Sukla menambahkan, dalam mengantisipasi kesulitan air bagi masyarakat Nusa Penida juga dengan menyiagakan dua unit mobil tangki bantuan dari Dinas Sisial serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung.(APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Masyarakat setempat sebagian besar memiliki cubang, bak penampungan air hujan, namun sekarang dalam musim kemerau ini persediaan airnya mulai menipis," kata Camat Nusa Penida, Kabupaten Klungkung I Ketut Sukla, SH, Jumat.
Ia mengatakan, kebutuhan air bersih bagi masyarakat Nusa Penida sangat tergantung dari air hujan yang ditampung masyarakat dalam cubang. Musim kemarau yang mulai melanda sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Nusa Penida menimbulkan permasalahan sendiri bagi masyarakat yang terpisah dengan daratan Bali itu.
Kepala Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nusa Penida I Ketut Narsa menjelaskan, kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat selama ini selain dari air hujan juga bersumber dari dua mata air yakni mata air Penida dan Guyangan.
Pengelolaan mata air Penida oleh PDAM Klungkung melayani daerah pesisir, debit air baru dimanfaatkan 30 persen atau 35 liter dari kapasitas 200 liter perdetik.
"Upaya antisipasi musim kemarau dengan mengaktifkan pompa air. Untuk itu kebutuhan listrik menjadi tolak ukur dalam memenuhi kebutuhan air. Kami sudah komunikasi kepada PLN agar pompa berfungsi secara maksimal, karena produktivitas mengandalkan tenaga listrik," ujar I Ketut Narsa.
Distribusi air daerah pesisir mulai dari Desa Sakti, Toyapakeh, pesisir Ped, Kutampi Kaler, Batununggul dan Desa Suana. Sedangkan sumber mata air Guyangan merupakan pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali dibawah unit pelaksana teknis (UPT).
Spam Guyangan melayani daerah perbukitan yang mendapat jaringan pipanisasi. Kendala yang dihadapi pompa di Guyangan mengalami kerusakan, sehingga nyaris pendistribusian tersendat berbagai wilayah.
Camat Klungkung I Ketut Sukla menambahkan, dalam mengantisipasi kesulitan air bagi masyarakat Nusa Penida juga dengan menyiagakan dua unit mobil tangki bantuan dari Dinas Sisial serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Klungkung.(APP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015