Denpasar (Antara Bali) - Kinerja sektor pertanian di Bali mengalami perlambatan cukup mendalam, salah satu di antaranya akibat belum tuntasnya pembangunan irigasi, termasuk pengairan induk sehingga proses pengairan terganggu mengakibatkan terjadinya gagal panen.

"Selain itu, anomali cuaca dan serangan hama masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya dapat diselesaikan di Provinsi Bali, dan kondisi itu menyebabkan sektor pertanian mengalami perlambatan," kata Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, Sabtu.

Melihat kondisi tersebut menyebabkan kinerja sektor pertanian pada triwulan I-2015 kembali mengalami perlambatan cukup mendalam yakni mencapai 2,93 persen (yoy) pada hal pada triwulan IV-2014 mencapai 8,63 persen (yoy).

Kondisi tersebut akibat perlambatan di sebagian besar subkategori lapangan usaha pertanian. Dari subkategori tersebut perlambatan terlihat dari kontraksi pertumbuhan produksi padi pada triwulan I-2015 yang lebih dalam mencapai -22,88 persen (yoy).

Pertumbuhan itu ternyata jauh lebih dalam dari triwulan IV-2014 yang mencapai -3,45 persen (yoy). Berdasarkan hasil pengamatan penurunan tersebut akibat belum rampungnya pembangunan irigasi pengairan induk.

Dengan demikian proses irigasi masih terganggu yang berdampak pada terjadinya gagal panen, dismping adanya anomali cuaca dan serangan hama penyakit tanaman sehingga masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya berhasil dituntaskan di Provinsi Bali.

Dewi Setyowati dalam laporan kajian ekonomi keuangan regional Provinsi Bali menjelaskan, sejalan dengan melambatnya subkategori tanaman bahan makanan, subkategori perikanan secara umum turut mengalami penurunan kinerja.

Meskipun pertumbuhan hasil penangkapan ikan di Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Bali barat pada triwulan I-2015 mengalami peningkatan mencapai 180 persen (yoy) dari triwulan IV- 2014 yang hanya mencapai 97 persen (yoy), namun jumlah penangkapan ikannya melorot.

Dewi Setyowati menyebutkan, sesuai data hasil tangkapan ikan pada triwulan I-2015 hanya 6,35 ribu ton, berkurang jika dibandingkan dengan triwulan IV-2014 mencapai 10,68 ribu ton.

Penurunan hasil tangkapan tersebut antara lain akibat adanya pelarangan penggunaan kapal asing. Namun yang cukup menggairahkan, para pengusaha sektor ini masih mempunyai keyakinan berkembang terbukti penyaluran kredit sektor pertanian mengalami pertumbuhan pada triwulan I-2015 mencapai Rp1,21 triliun meningkat dari triwulan IV-2014 sebesar 26,35 persen (yoy). (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015