Denpasar (Antara Bali) - Penyaluran kredit bank umum pada triwulan I-2015 di daerah Bali sebagian besar digunakan sebagai modal kerja yang tercatat sebesar Rp22,9 triliun, atau mencapai 39,58 persen dari total kredit secara kumulatif Rp57,9 triliun.

"Kredit modal kerja tersebut tumbuh sebesar 14,77 persen (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 15,45 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati, di Denpasar, Kamis.

Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Bali, disebutkan bahwa, kredit produktif lainnya yakni kredit investasi yang pada triwulan I 2015 mencapai Rp13,6 triliun, memiliki "share" sebesar 23,51 persen dari seluruh kredit.

Ia menyebutkan, pada triwulan I-2015 kredit investasi mampu tumbuh sebesar 20,04 persen (yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 20,95 persen (yoy), yang diakibatkan para investor belum bergairah berusaha di Bali.

Sejalan dengan perlambatan kredit investasi, kredit konsumsi pada triwulan I-2015 juga mengalami hal serupa yakni tumbuh melambat mencapai 12,70 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp21,4 triliun, atau melambat dari sebelumnya 14,04 persen (yoy).

Dewi Setyowati menyatakan, perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi tersebut terjadi seiring dengan perlambatan konsumsi di triwulan laporan sebagai akibat penurunan daya beli masyarakat dan melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah ini.

Berdasarkan kategori ekonomi yang produktif, sejak beberapa tahun terakhir sebagian besar kredit yang disalurkan oleh bank umum yang ada di sini terkonsentrasi kepada perkembangan dunia perpelancongan sebagaimana potensi pariwisata Provinsi Bali.

Pengusaha penerima pinjaman perbankan di Bali terbanyak adalah pelaku usaha kategori perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi dan makan minum memiliki "share" sebesar 31 persen, relatif stabil dibanding triwulan sebelumnya 30,52 persen.

Kredit terbesar selanjutnya adalah kategori penyediaan akomodasi dan makan minum dengan "share" mencapai 11 persen. Pertumbuhan pinjaman perbankan itu secara umum mengalami perlambatan yang sejalan dengan kondisi ekonomi setempat.

Ia menyebutkan, perlambatan pertumbuhan pinjaman perbankan itu seiring dengan perlambatan perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I-2015, disamping adanya peningkatan suku bunga bank yang masih berlanjut, meskipun Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015