Denpasar (Antara Bali) - Subsektor hortikultura (NTP-H) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya menurun 0,57 persen dari 102,21 persen pada bulan Mei 2015 menjadi 101,63 persen pada Juni 2015

"Kondisi tersebut akibat indeks yang diterima petani (lt) mengalami penurunan sebesar 0,37 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen. Menurunnya indeks yang diterima petani (lt) dipengaruhi oleh menurunnya harga-harga pada kelompok sayur mayur sebesar 1,07 persen.

Selain itu juga menurunnya kelompok tanaman obat 0,89 persen dan buah-buahan 0,02 persen. Secara umum komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain jeruk, tomat, petsai (sawi) dan kol (kubis).

Panasunan Siregar menambahkan, sementara itu kenaikan yang terjadi pada indeks yang dibayar petani (lb) berkat naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,22 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,15 persen.

Subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor itu empat di antaranya mengalami peningkatan dan hanya subsektor hortikultura yang menurun.

Keempat subsektor yang mengalami kenaikan dalam pembentukan NTP terdiri atas tanaman perkebunan rakyat 0,75 persen, subsektor peternakan 1,16 persen, subsektor perikanan 0,22 persen dan tanaman pangan naik 2,12 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015