Tabanan (Antara Bali) - Kabupaten Tabanan, Bali, yang menjadi ikon lumbung padi di Pulau Dewata, menyimpan potensi budi daya perikanan air tawar yang cukup besar yang dapat dikembangkan di kawasan pertanian, kolam, saluran irigasi, dan sistem keramba jaring apung (KJA).
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, Bali, Gede Bogorada, saat dihubungi di Tabanan, Minggu, mengakui potensi tersebut terlihat adanya 400 kelompok budi daya perikanan (Pokdakan) yang ada di daerah itu.
"Sejauh ini budi daya perikanan di kawasan tersebut menyimpan potensi yang cukup besar," ujar Gede Bogorada.
Ia mengakui dalam mengembangkan potensi budi daya perikanan tersebut banyak mengalami hambatan, namun pihaknya optimistis dalam pelaksanaannya dapat terealisasi sesuai dengan target yang diharapkan.
Bogorada menerangkan melihat potensi luas area persawahan yang ada di Kabupaten Tabanan yang luas mencaoai 12.158,24 hektare, pihaknya mengakui baru 89 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan yang menggunakan sistem tumpang sari itu.
Kemudian, untuk potensi budi daya perikanan dengan memanfaatkan kolam yang memiliki potensi 2.014,4 hektare itu, baru dimanfaatkan sebanyak 85,5 hektare.
Sedangkan, untuk pemanfaatan saluran irigasi yang memiliki luas 114,55 hektare, sudah dimanfaatkan sebesar 38,5 hektare untuk budi daya perikanan.
"Untuk potensi KJA yang memiliki luas 10 hektare, sudah dimanfaatkan sebanyak lima hektare, dan upaya ini akan terus kami tingkatkan bersama Pokdakan yang ada di Kabupaten Tabanan," ujarnya.
Namun, dalam mengembangkan budi daya perikanan itu, juga perlu kejelian masyarakat yang melihat peluang yang ada, karena saat ini rata-rata masih penduduk di Tabanan sebagian besar yang memiiki sawah cenderung memilih betani.
"Dilihat dari sisi hasil per satuan luas dengan adanya budidaya perikanan dengan memanfaatkan lahan itu apabila dilakukan perhatian khusus juga mendapat hasil yang lebih banyak, namun perlu ketelatenan yang cukup tinggi, dibandingkan dengan bertani," ujarnya.
Ia menerangakan 400 Pokdakan yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali, di antaranya Kelompok Pucak Sari di Desa Selabih, Mina Arta (Desa Megati Selemadeg), Mina Kerta (Desa Telengis), Mina Celuk Dadi (Desa Gubug), Mina Girimangun (Desa Jatiluwih), dan Mina Dharma Bakti (Desa Babahan).
Langkah-langkah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan dengan melakukan perluasan lahan untuk Pokdakan itu, sehingga budidaya perikanan semakin meningkat yang selamaa ini terkendala lahan.
"Kami sudah memiliki inovasi bahwa dilahan kering pun masih dapat melakukan budidaya perikanan yang menggunakan sistem kolam terpal," ujarnya.
Selain itu, dalam lingkungan rumah juga menjadi upaya untuk mengembangkan potensi budidaya perikanan itu.
Ia menambahkan masyarakat yang sudah lama melakukan budidaya perikanan dengan membuat kolam permanen juga diberikan bantuan dana untuk mengembangkan usahanya.
"Bantuan dana perbaikan kolam yang dimiliki masyarakat yang menggeluti budidaya perikanan kolam ini kita lakukan secara bertahap setiap tahunnya," ujarnya.
Kemudian, pihaknya juga membantu penyediaan benih ikan kepada masyarakat yang melakukan budidaya itu agar mendapatkan benih yang berkualitas.
"Ketika budi daya perikanan ini sudah berkembang di masyarakat kami sudah mampu menyediakan benih yang dihasilkan dari Balai benih ikan (BBI) sehingga berjalan seiringan degan program yang ditargetkan," ujarnya.(SRW)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, Bali, Gede Bogorada, saat dihubungi di Tabanan, Minggu, mengakui potensi tersebut terlihat adanya 400 kelompok budi daya perikanan (Pokdakan) yang ada di daerah itu.
"Sejauh ini budi daya perikanan di kawasan tersebut menyimpan potensi yang cukup besar," ujar Gede Bogorada.
Ia mengakui dalam mengembangkan potensi budi daya perikanan tersebut banyak mengalami hambatan, namun pihaknya optimistis dalam pelaksanaannya dapat terealisasi sesuai dengan target yang diharapkan.
Bogorada menerangkan melihat potensi luas area persawahan yang ada di Kabupaten Tabanan yang luas mencaoai 12.158,24 hektare, pihaknya mengakui baru 89 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya perikanan yang menggunakan sistem tumpang sari itu.
Kemudian, untuk potensi budi daya perikanan dengan memanfaatkan kolam yang memiliki potensi 2.014,4 hektare itu, baru dimanfaatkan sebanyak 85,5 hektare.
Sedangkan, untuk pemanfaatan saluran irigasi yang memiliki luas 114,55 hektare, sudah dimanfaatkan sebesar 38,5 hektare untuk budi daya perikanan.
"Untuk potensi KJA yang memiliki luas 10 hektare, sudah dimanfaatkan sebanyak lima hektare, dan upaya ini akan terus kami tingkatkan bersama Pokdakan yang ada di Kabupaten Tabanan," ujarnya.
Namun, dalam mengembangkan budi daya perikanan itu, juga perlu kejelian masyarakat yang melihat peluang yang ada, karena saat ini rata-rata masih penduduk di Tabanan sebagian besar yang memiiki sawah cenderung memilih betani.
"Dilihat dari sisi hasil per satuan luas dengan adanya budidaya perikanan dengan memanfaatkan lahan itu apabila dilakukan perhatian khusus juga mendapat hasil yang lebih banyak, namun perlu ketelatenan yang cukup tinggi, dibandingkan dengan bertani," ujarnya.
Ia menerangakan 400 Pokdakan yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali, di antaranya Kelompok Pucak Sari di Desa Selabih, Mina Arta (Desa Megati Selemadeg), Mina Kerta (Desa Telengis), Mina Celuk Dadi (Desa Gubug), Mina Girimangun (Desa Jatiluwih), dan Mina Dharma Bakti (Desa Babahan).
Langkah-langkah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan dengan melakukan perluasan lahan untuk Pokdakan itu, sehingga budidaya perikanan semakin meningkat yang selamaa ini terkendala lahan.
"Kami sudah memiliki inovasi bahwa dilahan kering pun masih dapat melakukan budidaya perikanan yang menggunakan sistem kolam terpal," ujarnya.
Selain itu, dalam lingkungan rumah juga menjadi upaya untuk mengembangkan potensi budidaya perikanan itu.
Ia menambahkan masyarakat yang sudah lama melakukan budidaya perikanan dengan membuat kolam permanen juga diberikan bantuan dana untuk mengembangkan usahanya.
"Bantuan dana perbaikan kolam yang dimiliki masyarakat yang menggeluti budidaya perikanan kolam ini kita lakukan secara bertahap setiap tahunnya," ujarnya.
Kemudian, pihaknya juga membantu penyediaan benih ikan kepada masyarakat yang melakukan budidaya itu agar mendapatkan benih yang berkualitas.
"Ketika budi daya perikanan ini sudah berkembang di masyarakat kami sudah mampu menyediakan benih yang dihasilkan dari Balai benih ikan (BBI) sehingga berjalan seiringan degan program yang ditargetkan," ujarnya.(SRW)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015