Denpasa (Antara Bali) - Para pengrajin asal Desa Petandakan, Kabupaten Buleleng, Bali memamerkan aneka kerajinan "dulang" berbahan baku kayu pada pameran Pesta Kesenian Bali ke-37 di Taman Budaya, Denpasar.

"Dulang adalah sebuah tempat untuk menaruh aneka jenis sesajen dalam ritual Agama Hindu berbentuk lingkaran ," kata Gede Merta Sariada, ditemui di stan Dekranasda Buleleng, Sabtu.

Ia menjelaskan, kerajinan "dulang" dari kayu memiliki kualitas lebih baik dari jenis lain, selain lebih kokoh, juga mudah dirawat. Produk khas Desa Petandakan itu berciri bentuknya lebih besar dan dilengkapi macam motif sesuai keinginan pembeli.

"Dulang dari kayu biasanya lebih sedikit ditemui di pasaran, masayarakat Bali kebanyakan memakai jenis "dulang" berbahan perak sebagai tempat menaruh sesajen berisikan aneka buah, daging ayam, dan canang sari," kata dia.

Dikatakan, pihaknya memasang harga antara Rp50.000 sampai Rp700.000, harga disesuaikan dengan jenis dan ukuran dulang itu sendiri.

"Dulang paling murah berukuran kecil, memiliki diameter 15 cm x 15 cm harganya cuma Rp50.000, sedangkan "dulang" paling mahal berjenis hiasan taman, banyak dipakai sebagai furnitur pelengkap hotel dan vila di Bali," imbuhnya.

Ia menambahkan, untuk membuat "dulang" yang berkualitas tinggi harus menggunakan jenis kayu yang berkualitas, agar dapat menghasilkan produk yang kokoh dan tahan lama.

Dalam proses produksi berbagai jenis "dulang", pihaknya memakai kayu mangga karena memiliki kadar air lebih sedikit dan juga kayunya kokoh.

"Disamping itu, kayu mangga memiliki ukuran lebih besar, sehingga lebih mudah dibentuk," ujarnya.

Selain stan pengrajin asal Petandakan, Buleleng, pada ajang PKB ke-37 terdapat 168 stan kerajinan yang tersebar di beberapa areal Taman Budaya, masing-masing sebanyak 46 stan kerajinan dibawah gedung Ardha Candra.

Selain itu, terdapat 87 stan kerajinan di bawah gedung Ksirarnawa, sebanyak 26 stan kerajinan di areal parkir barat dan 10 stan kerajinan Dekranasda di bagian selatan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Bagus Andi

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015