Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meninjau pengerjaan bantuan bedah rumah untuk keluarga Gede Payu, salah satu keluarga kurang mampu di Desa Tianyar Barat, Kabupaten Karangasem, Minggu.
Pastika di sela-sela peninjauan di Tianyar Barat, Kecamatan Amlapura, mengatakan setelah melihat proses pembangunan bantuan bedah rumah itu sudah sesuai dengan rancangan.
"Saya berharap agar bantuan ini dirawat dengan baik supaya bertahan lebih lama," ujar Pastika.
Gede Payu (50) sehari-hari hanya sebagai buruh tani tinggal dengan enam orang anak. Semenjak bercerai dengan istrinya, ia pun harus bekerja sekaligus mengasuh anak-anaknya.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan Desa Tianyar Barat telah digelontorkan bantuan bedah rumah sebanyak sembilan unit dari APBD Provinsi Bali yang pengerjaannya sudah mencapai tahap 50 persen dan direncanakan selesai bulan Juli 2015.
Setalah meninjau bantuan bedah rumah, Gubernur Bali meninjau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tianyar Barat yang didengar lambat dalam menjalankan program simpan pinjam.
Oleh karena itu, Pastika meminta agar peraturan desa yang mengatur tentang peminjam hanya diberikan untuk kelompok segera diubah.
Hal tersebut agar RTS perorangan juga dapat memanfaatkan dana simpan pinjam. Gubernur juga berharap agar perangkat desa membantu RTS yang tidak punya jaminan untuk mendapatkan kredit.
"Masalah jaminan, namanya saja orang miskin pasti mereka tidak punya jaminan. Jadi tolong perangkat desa sebagai pengelola BUMDes agar menjadi penjamin dan melakukan verifikasi swbelumnya, apakah mereka layak untuk mendapatkan pinjaman atau tidak," kata Pastika.
Sementara itu, pengelola BUMDes, Gede Sanjaya, menyatakan bahwa BUMDes di sana mengelola dana sebesar Rp800 juta yang pengelolaannya dibagi untuk usaha toko sebesar Rp100 juta dan simpan pinjam sebesar Rp700 juta.
Sanjaya mengemukakan, masalah yang dihadapi terkait pengelolaan simpan pinjam yaitu minimnya RTS yang masuk dalam kelompok, sedangkan syarat pemberian pinjaman kelompok tersebut harus beranggotakan RTS.
Dari 978 RTS dia Desa Tianyar Barat, menurut Sanjaya baru 93 orang RTS yang mendapatkan kredit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Pastika di sela-sela peninjauan di Tianyar Barat, Kecamatan Amlapura, mengatakan setelah melihat proses pembangunan bantuan bedah rumah itu sudah sesuai dengan rancangan.
"Saya berharap agar bantuan ini dirawat dengan baik supaya bertahan lebih lama," ujar Pastika.
Gede Payu (50) sehari-hari hanya sebagai buruh tani tinggal dengan enam orang anak. Semenjak bercerai dengan istrinya, ia pun harus bekerja sekaligus mengasuh anak-anaknya.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan Desa Tianyar Barat telah digelontorkan bantuan bedah rumah sebanyak sembilan unit dari APBD Provinsi Bali yang pengerjaannya sudah mencapai tahap 50 persen dan direncanakan selesai bulan Juli 2015.
Setalah meninjau bantuan bedah rumah, Gubernur Bali meninjau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tianyar Barat yang didengar lambat dalam menjalankan program simpan pinjam.
Oleh karena itu, Pastika meminta agar peraturan desa yang mengatur tentang peminjam hanya diberikan untuk kelompok segera diubah.
Hal tersebut agar RTS perorangan juga dapat memanfaatkan dana simpan pinjam. Gubernur juga berharap agar perangkat desa membantu RTS yang tidak punya jaminan untuk mendapatkan kredit.
"Masalah jaminan, namanya saja orang miskin pasti mereka tidak punya jaminan. Jadi tolong perangkat desa sebagai pengelola BUMDes agar menjadi penjamin dan melakukan verifikasi swbelumnya, apakah mereka layak untuk mendapatkan pinjaman atau tidak," kata Pastika.
Sementara itu, pengelola BUMDes, Gede Sanjaya, menyatakan bahwa BUMDes di sana mengelola dana sebesar Rp800 juta yang pengelolaannya dibagi untuk usaha toko sebesar Rp100 juta dan simpan pinjam sebesar Rp700 juta.
Sanjaya mengemukakan, masalah yang dihadapi terkait pengelolaan simpan pinjam yaitu minimnya RTS yang masuk dalam kelompok, sedangkan syarat pemberian pinjaman kelompok tersebut harus beranggotakan RTS.
Dari 978 RTS dia Desa Tianyar Barat, menurut Sanjaya baru 93 orang RTS yang mendapatkan kredit. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015