Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia menggelar edukasi kepada ratusan mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar tentang penggunaan uang elektronik.
"Kami ingin mengubah `mind set` (pola pikir) generasi muda dari transaksi menggunakan uang kertas beralih menjadi elektronifikasi salah satunya uang elektronik," kata Manajer Unit Komunikasi dan Layanan Publik, Kantor BI Perwakilan Provinsi Bali, Achmad, di Denpasar, Rabu.
Pemerintah, lanjut dia, tengah gencar menyosialisasikan penggunaan uang elektronik yang dinilai memiliki sejumlah keuntungan yakni lebih praktis, efisien, dan terhindar dari uang palsu.
Pihak bank sentral, lanjut dia, mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Undiknas yang telah memiliki uang elektronik dari BRI yakni BRizzi yang menyatu dengan anjungan tunai mandiri (ATM) dalam kartu mahasiswa.
Dia berharap edukasi yang diberikan kepada para mahasiswa tersebut dapat disampaikan kembali kepada komunitasnya termasuk anggota keluarga terkait penggunaan uang elektronik.
"Mahasiswa biasanya begitu akrab dengan dunia teknologi informasi sehingga mereka mudah menyerap dan mengaplikasikan informasi itu kepada komunitasnya," ucap pria yang pernah bertugas di BI Sulawesi Utara dan BI Kediri, Jawa Timur, itu.
Saat ini, bank BUMN dan bank swasta nasional telah memiliki kartu uang elektronik yakni BRI dengan "BRIzzi", Bank Mandiri dengan "e-money", BNI dengan "tap cash", dan BCA dengan "flazz".
BI melansir jumlah penerbitan kartu uang elektronik selama tahun 2014 mencapai 111 ribu kartu dengan total transaksi mencapai Rp14,23 miliar atau melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang baru mencetak sekitar 54 ribu kartu uang elektronik.
Selain edukasi mengenai elektronifikasi yakni metode pembayaran dengan menggunakan kartu (debit dan kredit) dan uang elektronik, dalam kesempatan itu juga disampaikan edukasi menyangkut gerakan nasional nontunai, dan fungsi serta tugas Bank Indonesia.
Rencananya bank sentral tersebut akan mengoptimalkan kegiatan edukasi ke sejumlah perguruan tinggi di Bali. (DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami ingin mengubah `mind set` (pola pikir) generasi muda dari transaksi menggunakan uang kertas beralih menjadi elektronifikasi salah satunya uang elektronik," kata Manajer Unit Komunikasi dan Layanan Publik, Kantor BI Perwakilan Provinsi Bali, Achmad, di Denpasar, Rabu.
Pemerintah, lanjut dia, tengah gencar menyosialisasikan penggunaan uang elektronik yang dinilai memiliki sejumlah keuntungan yakni lebih praktis, efisien, dan terhindar dari uang palsu.
Pihak bank sentral, lanjut dia, mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Undiknas yang telah memiliki uang elektronik dari BRI yakni BRizzi yang menyatu dengan anjungan tunai mandiri (ATM) dalam kartu mahasiswa.
Dia berharap edukasi yang diberikan kepada para mahasiswa tersebut dapat disampaikan kembali kepada komunitasnya termasuk anggota keluarga terkait penggunaan uang elektronik.
"Mahasiswa biasanya begitu akrab dengan dunia teknologi informasi sehingga mereka mudah menyerap dan mengaplikasikan informasi itu kepada komunitasnya," ucap pria yang pernah bertugas di BI Sulawesi Utara dan BI Kediri, Jawa Timur, itu.
Saat ini, bank BUMN dan bank swasta nasional telah memiliki kartu uang elektronik yakni BRI dengan "BRIzzi", Bank Mandiri dengan "e-money", BNI dengan "tap cash", dan BCA dengan "flazz".
BI melansir jumlah penerbitan kartu uang elektronik selama tahun 2014 mencapai 111 ribu kartu dengan total transaksi mencapai Rp14,23 miliar atau melonjak dibandingkan tahun sebelumnya yang baru mencetak sekitar 54 ribu kartu uang elektronik.
Selain edukasi mengenai elektronifikasi yakni metode pembayaran dengan menggunakan kartu (debit dan kredit) dan uang elektronik, dalam kesempatan itu juga disampaikan edukasi menyangkut gerakan nasional nontunai, dan fungsi serta tugas Bank Indonesia.
Rencananya bank sentral tersebut akan mengoptimalkan kegiatan edukasi ke sejumlah perguruan tinggi di Bali. (DWA)
Editor : Dewa Sudiarta Wiguna
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015