Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta berjanji akan menyelesaikan persoalan yang membelit antara PT Alam Sutera Realty selaku pengelola Garuda Wisnu Kencana (GWK), dengan ratusan pemilik toko tergabung dalam Perhimpunan Pemilik Toko Plaza Amata (PTPA) akses jalannya ditutup secara sepihak.
"Saya sangat prihatin dengan gejolak yang terjadi di GWK, karena sudah mengganggu aktivitas pariwisata di daerah Bali. Oleh karena itu saya akan mengajak semua pihak yang bermasalah untuk duduk bersama, sehingga bisa segera menyelesaikan persoalan itu," katanya usai pembukaan "Bali and Beyond Travel Fair 2015" di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Mantan Wakil Bupati Badung dua periode ini mengaku akan segera turun tangan untuk memediasi semua pihak yang terlibat, karena sudah sangat mengganggu kenyamanan di ikon destinasi pariwisata di Kabupaten Badung bagian selatan itu.
Setelah membaca di media, Sudikerta mengaku langsung memerintahkan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra untuk memanggil semua pihak yang menyebabkan terjadi kegaduhan, yang berujung dengan penutupan akses masuk di kawasan pertokoan di GWK.
Ia mengaku tidak habis pikir objek wisata yang sangat terkenal hingga ke manca negara itu, bisa ribut-ribut hanya gara-gara mempersoalkan akses jalan masuk kawasan GWK, sehingga bisa mengganggu aktivitas pariwisata yang berimbas dengan banyaknya tenaga kerja yang dirugikan karena tidak lagi bisa bekerja di kawasan tersebut.
Dikatakan kisruh penutupan akses masuk yang menyulut keberatan dari pihak pemilik toko di sekitar kawasan GWK harus menjadi perhatian bersama.
Karena menurut Sudikerta hal itu harus segera dicarikan jalan keluar terbaik (solusi) dan bisa diterima oleh semua pihak.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut Wagub Bali juga meminta pihak yang bertikai untuk terbuka dan duduk bersama memecahkan persoalan itu.
Karena permasalahan ini tidak saja menyangkut nama besar GWK, namun juga citra pariwisata Bali juga ikut ternoda, akibat kengototan manajemen atau pun pengelola GWK menutup akses masuk yang berimbas terhadap kenyamanan para turis yang berkunjung ke GWK.
"Semua pihak harus mempunyai komitmen menyelesaikan masalah ini, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pariwisata di Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Saya sangat prihatin dengan gejolak yang terjadi di GWK, karena sudah mengganggu aktivitas pariwisata di daerah Bali. Oleh karena itu saya akan mengajak semua pihak yang bermasalah untuk duduk bersama, sehingga bisa segera menyelesaikan persoalan itu," katanya usai pembukaan "Bali and Beyond Travel Fair 2015" di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Mantan Wakil Bupati Badung dua periode ini mengaku akan segera turun tangan untuk memediasi semua pihak yang terlibat, karena sudah sangat mengganggu kenyamanan di ikon destinasi pariwisata di Kabupaten Badung bagian selatan itu.
Setelah membaca di media, Sudikerta mengaku langsung memerintahkan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra untuk memanggil semua pihak yang menyebabkan terjadi kegaduhan, yang berujung dengan penutupan akses masuk di kawasan pertokoan di GWK.
Ia mengaku tidak habis pikir objek wisata yang sangat terkenal hingga ke manca negara itu, bisa ribut-ribut hanya gara-gara mempersoalkan akses jalan masuk kawasan GWK, sehingga bisa mengganggu aktivitas pariwisata yang berimbas dengan banyaknya tenaga kerja yang dirugikan karena tidak lagi bisa bekerja di kawasan tersebut.
Dikatakan kisruh penutupan akses masuk yang menyulut keberatan dari pihak pemilik toko di sekitar kawasan GWK harus menjadi perhatian bersama.
Karena menurut Sudikerta hal itu harus segera dicarikan jalan keluar terbaik (solusi) dan bisa diterima oleh semua pihak.
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut Wagub Bali juga meminta pihak yang bertikai untuk terbuka dan duduk bersama memecahkan persoalan itu.
Karena permasalahan ini tidak saja menyangkut nama besar GWK, namun juga citra pariwisata Bali juga ikut ternoda, akibat kengototan manajemen atau pun pengelola GWK menutup akses masuk yang berimbas terhadap kenyamanan para turis yang berkunjung ke GWK.
"Semua pihak harus mempunyai komitmen menyelesaikan masalah ini, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pariwisata di Bali," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015